Kompas TV internasional kompas dunia

Transisi Pemerintahan AS Berlangsung Damai, Kamala Harris Hadiri Pengesahan Kemenangan Trump

Kompas.tv - 7 Januari 2025, 12:54 WIB
transisi-pemerintahan-as-berlangsung-damai-kamala-harris-hadiri-pengesahan-kemenangan-trump
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris (kiri) membacakan hasil pemilihan umum, sementara Ketua Parlemen Mike Johnson mendengarkan dalam acara seremonial untuk menegaskan kemenangan Presiden terpilih Donald Trump dalam pemilihan presiden AS di Gedung Parlemen, Washington, Senin, 6 Januari 2025. (Sumber: AP/Matt Rourke)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Edy A. Putra

Selama kampanye, ia sering kali mengungkit serangan 6 Januari untuk memperingatkan para pemilih tentang bahaya mengembalikan Trump ke Gedung Putih. Ia menggambarkannya sebagai "tiran kecil" dan "calon diktator." 

Baca Juga: Saat Donald Trump Janji Ubah Nama Gunung Tertinggi AS, Hapus Penamaan oleh Penduduk Asli

Setelah Harris kalah dalam pemilihan, ia berjanji dalam pidato konsesinya untuk menghormati keinginan para pemilih.

"Prinsip dasar demokrasi Amerika adalah bahwa ketika kita kalah dalam pemilihan, kita (harus) menerima hasilnya," katanya. 

"Prinsip itu, seperti prinsip lainnya, dan membedakan demokrasi dari sistem monarki atau tirani."

Karoline Leavitt, juru bicara tim transisi Trump dan sekretaris pers Gedung Putih yang baru, mengatakan akan ada transisi kekuasaan yang lancar dalam peralihan kekuasaan pada saat ini. 

"Ketika Kamala Harris mengesahkan hasil pemilihan, Presiden Trump akan menepati janjinya untuk melayani semua warga Amerika dan akan menyatukan negara melalui keberhasilan," katanya dalam sebuah pernyataan. 

Namun, Leavitt tidak menanggapi pertanyaan tentang upaya Trump untuk menggunakan proses pengesahan presiden baru untuk membatalkan kekalahannya empat tahun lalu. 

Saat itu, Trump mendorong wakil presidennya, Mike Pence, untuk mendiskualifikasi suara dari sebuah negara bagian, berdasarkan tuduhan palsu tentang penipuan.

Namun Pence menolak keinginan Trump pada saat itu. Para pendukung Trump kemudian menyerbu Capitol dan mencoba menghentikan proses pengesahan presiden baru. Mereka memaksa para anggota parlemen bersembunyi demi keselamatan mereka. 

Trump di media sosial mengatakan Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Polisi akhirnya mengeluarkan para perusuh dari gedung, dan para anggota parlemen berkumpul kembali untuk menyelesaikan proses pengesahan presiden baru.

"Saya tidak punya hak untuk membatalkan pemilu," kata Pence dua tahun kemudian.

"Dan kata-katanya yang sembrono membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol hari itu. Saya tahu sejarah akan meminta pertanggungjawaban Donald Trump," ujarnya.

Trump kemudian menghadapi tuntutan pidana karena mencoba mempertahankan kekuasaan meskipun kalah. 

Namun, penasihat khusus Jack Smith membatalkan kasus terhadapnya setelah Trump mengalahkan Harris dalam pemilu.

Kebijakan lama Departemen Kehakiman menyatakan presiden yang sedang menjabat tidak dapat menghadapi tuntutan pidana.


 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x