TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akhirnya setuju mengirim delegasi ke Qatar.
Dengan begitu, negosiasi perdamaian Gaza untuk pertukaran sandera dan gencatan senjata bisa kembali dimulai.
Langkah Netanyahu tersebut diungkapkan Kantor PM Israel, Kamis (2/1/2025).
Baca Juga: Serangan Israel ke Area Kemanusiaan Gaza Tewaskan 11 Warga Palestina
Pada pernyataannya delegasi Israel berasal dari Badan Keamanan Israel (ISA), Pasukan Perdamaian Israel (IDF) dan Badan Intelijen Luar Negeri Israel (Mossad).
Mereka akan melakukan perjalanan ke Ibu Kota Qatar, Doha untuk melakukan pembicaraan tersebut.
Pembicaraan tak langsung antara Israel dan Hamas terus dilakukan meski negosiasi resmi terus mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan.
Pemerintahan Amerika Serikat (AS) memang terus menekan agar kesepakatan bisa tercapai.
Dilansir dari CNN Internasional, sumber diplomatik yang mengetahui masalah ini mengatakan pada Desember, bahwa kesepakatan itu secara garis besar sama dengan proposal yang diajukan Joe Biden pada awal 2024.
Pada proposal tiga tahap Biden yang diajukan Mei lalu menggabungkan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza, dengan gencatan senjata penuh dan menyeluruh.
Fase pertama akan berlangsung enam pekan, dan mencakup penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza.
Juga pembebasan sejumlah sandera termasuk perempuan, orang tua, orang yang terluka dengam imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Menurut sumber itu, yang berubah adalah pasukan Israel kemungkinan akan tinggal di Gaza untuk sementara waktu, saat fase pertama dimulai.
Mereka akan ada di jalur tanah di perbatasan Gaza-Mesir, yang disebut Koridor Philadelphi, dan di area yang membelah jalur tersebut, yang dikenal sebagai Koridor Netzarim.
Tuntutan Israel agar pasukannya tetap berada di sepanjang koridor Philadelphi, dan desakan Hamas agar militer Israel mundur, merupakan alasan utama gagalnya perundingan pada Agustus lalu.
Qatar sendiri pada November mengumumkan telah menghentikan perannya sebagai mediator gencatan senjata.
Hal itu mereka lakukan karena kurangnya kemauan dari kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.
Baik Hamas dan Israel saling menyalahkan atas macetnya perundingan pekan lalu, ketika kelompok perlawanan Palestina mengatakan pemerintah Zionis menetapkan masalah dan ketentuan baru pada ketentuan kesepakatan.
Baca Juga: Bantuan Sulit Masuk, Warga Palestina yang Mengungsi di Gaza Tengah Kekurangan Pangan
Sementara itu, Netanyahu menuduh Hamas telah mengingkari kesepahaman.
Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang, perwakilan dari keluarga sandera, menyambut baik dimulainya kembali perundingan.
Mereka mendesak agar negosiasi segera dilakukan.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.