DAMASKUS, KOMPAS.TV - Tergulingnya Presiden Bashar Al-Assad oleh para pemberontak ternyata masih membuat Suriah membara.
Otoritas pemberontak Suriah mengungkapkan 14 orang tewas terbunuh dan mereka berasal pasukan keamanan Kementerian Dalam Negeri, sementara 10 orang lainnya terluka dalam sergapan yang dilakukan pasukan loyalis Assad di sebelah Barat negara itu.
Mereka mengatakan pertempuran terjadi di pelabuhan Mediterania, Tartous, Selasa (24/12/2024).
Baca Juga: Negosiasi Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza Mandek, Hamas-Israel Saling Menyalahkan
Laporan mengatakan pasukan keamanan disergap ketika mereka mencoba menangkap seorang mantan pejabat yang peranannya memiliki hubungan dengan penjara Saydnaya yang berbahaya.
Pengawasan Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berbasis di Inggris, mengungkapkan tiga orang militan pendukung Assad terbunuh dalam bentrokan itu.
Dikutip dari BBC Internasional, Kamis (26/12/2024), SOHR mengungkapkan pasukan keamanan selanjutnya memanggil pasukan bantuan.
Dalam kesempatan terpisah, otoritas Suriah mengungkapkan telah memberlakukan jam malam di Homs.
Laporan mengatakan pemberlakuan jam malam akhirnya berlanjut pada kerusuhan, setelah video memperlihatkan serangan kepada kuil Alawite, yang merupakan bagian dari komunitas Syiah.
Namun Kementerian Dalam Negeri Suriah yang dikuasai pemberontak mengatakan itu merupakan video lama.
Menurut mereka video tersebut terjadi saat serangan pemberontak di Aleppo, pada November lalu.
SOHR mengungkapkan satu demonstran tewas terbunuh, dan lima orang lainnya terluka di Homs.
Demonstrasi juga terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Kota Tartarous, Latakia, dan kampung halaman Assad, Qaedaha.
Alawite merupakan sekte minoritas yang merupakan asal keluarga Assad.
Namun, banyak dari mereka merupakan mantan elite politik dan militer rezim Bashar Al-Assad.
Pasukan pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), menggulingkan rezim Assad, yang sudah menguasai Suriah selama lebih dari 50 tahun.
Baca Juga: Natal Mencekam untuk Warga Ukraina, Ungkap Ketakutan atas Serangan Rudal Rusia
Assad dan keluarganya pun melarikan diri ke Rusia, setelah pemberontak Rusia menduduki Damaskus.
HTS berjanji melindungi hak dan kemerdekaan dari banyak kepercayaan dan etnis minoritas di Suriah.
HTS sendiri ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris dan negara lainnya.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.