Sebuah video yang diunggah ke media sosial menunjukkan bangunan tersebut mengalami beberapa kerusakan pada strukturnya, termasuk jendela yang melengkung dan puing-puing yang berjatuhan dari dinding ke tanah. Foto dan video lainnya menunjukkan barang-barang dan rak-rak yang jatuh ke lantai toko dan tanah longsor yang tampaknya menghalangi beberapa jalan.
Katie Greenwood, kepala kantor regional Asia-Pasifik Palang Merah yang berbasis di Fiji, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp. bahwa kawasan pusat kota Port Vila penuh dengan gedung-gedung besar dan hotel.
"Saat ini kami belum mendengar tentang korban jiwa, tetapi saya akan terkejut jika kami tidak mendengar berita buruk itu dari Port Vila pada suatu saat nanti," katanya.
McGarry mengatakan "longsor besar" di terminal pengiriman internasional kemungkinan akan menghambat pemulihan negara tersebut. Landasan pacu bandara juga rusak, katanya.
Vanuatu berada di zona subduksi, yaitu tempat lempeng tektonik Indo-Australia bergerak di bawah Lempeng Pasifik. Karena posisi ini, gempa bumi berkekuatan lebih dari M6 bukanlah hal yang jarang terjadi dan bangunan-bangunan di negara tersebut dirancang untuk menahan kerusakan akibat gempa.
Baca Juga: Siaga Bencana Gempa Bumi, PMI Melakukan Kajian Dan Pemetaan Risiko
"Saya pikir itu bisa lebih buruk," kata McGarry. Namun, ini adalah yang paling serius yang pernah dialaminya selama 21 tahun di Vanuatu.
Beberapa jam setelah guncangan, USGS mengatakan ancaman tsunami telah berlalu. Badan tersebut sebelumnya telah memperingatkan gelombang hingga 1 meter di atas permukaan air pasang.
Pihak berwenang di Australia dan Selandia Baru, keduanya terletak di Samudra Pasifik, mengatakan tidak ada ancaman tsunami bagi negara mereka.
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan 45 warga Selandia Baru terdaftar berada di Vanuatu. Kementerian tidak memberikan perincian tentang status warga negara mereka.
Departemen Luar Negeri Australia mengatakan bahwa mereka dapat menyediakan berbagai dukungan, tergantung pada kebutuhan, melalui program darurat dan pembangunan.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.