OSAKA, KOMPAS.TV - Warga Jepang yang memiliki gigi ompong, kini punya harapan punya gigi kembali secara alami. Pasalnya, seorang dokter gigi di negeri matahari terbit tengah melakukan uji coba obat menumbuhkan gigi yang tanggal.
Uji coba itu dilakukan dengan harapan dapat menjadi alternatif pengganti gigi palsu dan implan.
Tidak seperti reptil dan ikan, yang bisa mengganti giginya secara reguler, manusia dan sebagian besar mamalia lainnya hanya memiliki dua set gigi.
Baca Juga: Wanita 68 Tahun Tolak Ajakan Berhubungan Intim Pria 38 Tahun, Dianiaya hingga Patah Tulang
Namun, menurut Kepala Institut Bedah Mulut Rumah Sakit Kitano Hokkaido, Dr Katsu Takahashi, ada tunas gigi generasi ketiga tak aktif yang tersembunyi di balik gusi manusia.
Timnya melakoni uji coba klinis di Rumah Sakit Universitas Kyoto pada Oktober.
Mereka memberikan obat eksperimental itu kepada subjek uji dewasa yang menurut mereka berpotensi untuk mempercepat pertumbuhan gigi tersembunyi ini.
Dikutip dari The Strait Times, Jumat (13/12/2024), Dr Takahashi mengatakan itu merupakan teknologi terbaru di dunia.
Perawatan prostetik yang digunakan untuk gigi yang hilang karena pembusukan, penyakit, atau cedera sering kali dianggap mahal dan invasif.
“Jadi mengembalikan gigi alami jelas memiliki keuntungan tersendiri,” kata DR Takahashi, yang menjadi peneliti kepala proyek ini.
Sebelumnya, pengujian pada tikus dan musang menunjukkan bahwa memblokir protein yang disebut USAG-1 dapat membangkitkan set ketiga.
Para peneliti telah menerbitkan foto laboratorium dari gigi hewan yang tumbuh kembali.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada 2023, tim peneliti itu mengatakan perawatan antibodi pada tikus efektif untuk regenerasi gigi dan dapat menjadi terobosan dalam mengobati kelainan gigi pada manusia.
Saat ini, dokter gigi memprioritaskan kebutuhan dari pasien yang kehilangan enam atau lebih gigi permanen sejak lahir.
Kondisi yang diturunkan ini dikatakan memengaruhi sekitar 0,1 persen orang yang mengalami kesulitan mengunyah yang parah.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Disebut Tampil Baik dalam Perang Rusia-Ukraina, Berandil Rebut Wilayah di Kursk
Menurut Dr Takahashi, di Jepang mereka menghabiskan sebagian besar masa remaja mereka dengan mengenakan masker untuk menyembunyikan celah lebar alias ompong di mulut.
“Obat ini bisa menjadi pengubah permainan bagi mereka,” ucapnya.
Oleh karena itu, program ini ditujukan terutama untuk anak-anak, dan para peneliti ingin obat itu tersedia pada awal 2030.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Strait Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.