Iran juga disebut sedang membangun persediaan uranium yang tak memiliki tujuan sipil yang damai.
Araghchi mengklaim Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, telah berjanji mencegah mosi kecaman tersebut setelah Iran menawarkan membatasi pengayaan uraniumnya pada kemurnian 60 persen.
Juga mengizinkan pengawas nuklir untuk mengunjungi lokasi nuklirnya.
“Ia gagal karena Eropa telah memutuskan arah konfrontasi,” ujar Araghchi.
Araghchi mengatakan Iran tetap berada dalam batasan perjanjian non-proliferasi nuklir dan masih mencari kerja sama.
“Kami saat ini belum ada niat melampaui 60 persen dan itulah tekad kami saat ini,” ucapnya.
“Saya ingin menekankan kembali bahwa kami memilih jalur kerja sama untuk mencapai penyelesaian yang bermartabat atas masalah ini,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa kesepakatan Iran dengan Barat terkait program nuklir mereka bukan jaminan.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Mengaku Menang Besar atas Israel, Ini yang Jadi Takarannya
Ia menegaskan jika negara Eropa kembali memberikan sanksi ke Iran di Dewan Kemanan PBB, mereka akan membuktikan kepada semua orang di Iran, bahwa doktrin mereka salah.
“Ini adalah hasil dari 10 atau 20 tahun negosiasi, dan setelah 10 tahun implementasi dan pekerjaan rumah serta semua ini, kini Iran kembali di bawah pasal tujuh (Piagam PBB), untuk apa?” ucapnya.
“Jika itu sampai terjadi, saya pikir semua orang akan yakin kami menuju arah yang salah, jadi kami harus mengubah arah. Jadi saya pikir jika langkah mundur itu terjadi, kita akan menghadapi krisis,” kata Araghchi.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.