Orang terdekat Trump dilaporkan mulai berpikir taktik tekanan makssimal untuk digunakan sehingga Itan akan mau berbicara dengan AS.
Meski begitu, para ahli meyakini hal itu akan memakan waktu lama.
Trump sendiri mengkampanyekan tekanan maksimal pada pemerintahan perdananya, dan meninggalkan kesepakatan nuklir 2015, serta memberikan ratusan sanksi ke negara itu.
Sebagai respons, Iran pun meningkatkan aktivitas nuklir dan pengayaan uraniumnya hingga ke level mendekati senjata nuklir.
Sanksi-sanksi itu tetap berjalan di pemerintahan Joe Biden, namun para analis mengatakan hal itu tak dimplementasikan secara ketat, karena diharapkan bisa mengembalikan kesepakatan nuklir dengan Iran dan menghindari krisis.
Tekanan maksimum didesain untuk menggagalkan upaya Iran meningkatkan militernya atau membiayai kelompok proksi di Timur Tengah.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Dikirim ke Rusia Makin Bikin Ngeri Musuh Kim Jong-Un, Hal Ini Sebabnya
Tetapi sumber lainnya mengatakan, tujuan utama adalah memaksa Iran kembali bernegosiasi dalam kesepakatan nuklir yang baru dan merubah kebijakan kawasannya.
Kelompok proksi Iran seperti Hamas, Houthi dan Hizbullah, terus menembaki Israel sepanjang tahun.
Iran dan Israel sendiri sudah saling menyerang langsung dengan rudal mereka.
Sumber : Financial Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.