Dalam pernyataan penutupnya di pengadilan, Buyanova mengatakan bahwa membaca tuduhan dalam dakwaan tersebut sangat menyakitkan, dan dia pun menangis.
"Seorang dokter, terutama dokter anak, tidak mungkin mencelakai seorang anak, ibunya, atau membuat trauma jiwa anak itu. Hanya monster yang mampu melakukan ini, dan kata-kata yang dituduhkan saya katakan kepada mereka," ujarnya seperti dukutip dari The Associated Press.
Kasus Buyanova menarik perhatian nasional, dengan lebih dari 6.500 orang menandatangani petisi daring yang menuntut kebebasannya dan para pendukungnya secara rutin menghadiri sidang pengadilan.
Saat hakim membacakan putusan, mereka berteriak, "Memalukan!" sebelum petugas pengadilan mengawal semua orang keluar dari ruang sidang.
Pengacaranya, Oscar Cherdzhyev, mengatakan kepada wartawan setelahnya bahwa putusan itu sangat keras dan sangat kejam.
"Kami tidak menduga ini," katanya.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Bom, Pesawat Nirawak, dan Rudal Balistik, 6 Orang Tewas di Ukraina
Menyebarkan informasi palsu tentang tentara telah menjadi tindak pidana sejak Maret 2022, ketika Rusia mengadopsi serangkaian undang-undang yang melarang ekspresi publik apa pun tentang pendapat yang menyimpang dari narasi resmi yang ditetapkan pemerintah.
Pihak berwenang mulai secara aktif menggunakannya untuk melawan para kritikus dan pengunjuk rasa.
Menurut OVD-Info, salah satu kelompok hak asasi manusia terkemuka Rusia yang melacak penangkapan politik, lebih dari 1.000 orang telah terlibat dalam kasus pidana atas tuduhan terkait dengan pembicaraan atau tindakan yang menentang perang.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.