GUWAHATI, KOMPAS.TV - Organisasi-organisasi etnis di beberapa wilayah di negara bagian Manipur, India, yang dilanda kekerasan, menutup sekolah-sekolah dan toko-toko pada Selasa (12/11/2024).
Penutupan dilakukan untuk memprotes pembunuhan 10 orang oleh tentara paramiliter.
Mereka menyerukan penutupan selama 11 jam di distrik-distrik di perbukitan Manipur mulai pukul 5 pagi pada Selasa. Tembakan hebat dilaporkan terjadi sepanjang malam di pinggiran perbukitan dan Lembah Imphal.
The Associated Press melaporkan, kehidupan lumpuh di daerah tersebut, yang ditandai dengan penutupan sekolah dan toko. Warga juga memilih berdiam di dalam rumah. Tidak terlihat kendaraan berlalu-lalang di jalan.
Polisi Manipur mengatakan mereka yang tewas pada Senin adalah "militan bersenjata" dan tentara menembaki mereka setelah mereka menyerang pos mereka di dekat kota Jiribam pada Senin.
Baca Juga: Ketakutan Landa Desa di India Usai 3 Orang Tewas Digigit Ular Berbisa, Pawang Dikerahkan
“Seorang tentara dengan luka tembak dievakuasi ke rumah sakit untuk perawatan,” kata polisi dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Associated Press.
Namun, Forum Pemimpin Suku mengatakan semua yang tewas adalah relawan desa setempat yang termasuk dalam kelompok etnis Hmar yang sedang berpatroli di daerah tersebut untuk melindungi desa-desa suku setelah serangan bersenjata baru-baru ini yang menewaskan seorang wanita.
Sebuah pernyataan polisi mengatakan tentara paramiliter membalas dengan keras serangan militan, dan baku tembak sengit berlangsung selama 45 menit.
"Pencarian di area tersebut menghasilkan penemuan 10 mayat militan bersenjata serta senjata otomatis canggih,″ kata polisi dalam pernyataan tersebut.
Negara bagian Manipur telah dilanda kekerasan etnis sejak Mei tahun lalu antara mayoritas Meiteis dan kelompok etnis minoritas Kuki-Zo.
Meiteis, yang sebagian besar beragama Hindu, tinggal di wilayah Imphal, ibu kota Manipur, dan distrik-distrik di sekitarnya. Sementara warga Kuki-Zo tinggal di daerah perbukitan.
Baca Juga: 5 Orang Tewas Akibat Bangunan 7 Lantai Ambruk di India
Sekitar 250 orang telah tewas dan 60.000 orang mengungsi sejak kekerasan etnis dimulai tahun lalu.
Meiteis menuntut agar mereka didaftarkan sebagai Suku Terdaftar, yang akan memberi mereka lebih banyak tunjangan, seperti kuota pekerjaan dan lembaga pendidikan.
Kategorisasi itu juga akan melarang non-Meiteis membeli tanah di kantong warga Meiteis di Lembah Imphal.
Masyarakat Kuki menentang hal ini, dengan mengatakan tunjangan-tunjangan seperti itu hanya diberikan kepada kelompok-kelompok suku yang dianggap terbelakang secara ekonomi dan pendidikan.
Sedangkan Kuki mengatakan Suku Meiteis merupakan masyarakat yang maju dan, karenanya, tidak boleh dikategorikan sebagai Suku Terdaftar.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.