Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Terlibat Skandal Kebocoran Dokumen Rahasia, Disebut Sengaja Dilakukan demi Melindunginya

Kompas.tv - 4 November 2024, 18:44 WIB
netanyahu-terlibat-skandal-kebocoran-dokumen-rahasia-disebut-sengaja-dilakukan-demi-melindunginya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-79 di markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (27/9/2024). (Sumber: Pamela Smith/Associated Press)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terlibat skandal kebocoran dokumen rahasia.

Hal itu terungkap setelah Pengadilan Israel pada Minggu (3/11/2024) melonggarkan perintah penutupan kasus yang menyelidiki kebocoran dokumen rahasia yang melibatkan salah satu penasihat Netanyahu.

Diduga, kebocoran dokumen rahasia itu sengaja dilakukan untuk memberikan perlindungan politik kepada Netanyahu ketika perundingan gencatan senjata di Gaza terhenti.

Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei Ancam Serang Balik Israel, AS Langsung Kerahkan Pesawat Pengebom B-52

Netanyahu sendiri membantah melakukan kesalahan, meremehkan masalah tersebut dan secara terbuka menyerukan agar perintah penutupan tersebut dicabut.

Dikutip dari Associated Press, pengadilan Israel memperbolehkan publikasi nama tersangka utama dalam kasus tersebut, Eli Feldstein, yang disebut menjadi penasihat media Netanyahu.

Laporan media Israel mengungkapkan, kasus itu terkait kebocoran informasi rahasia ke dua media Eropa, yang diduga dilakukan Feldstein, yang mungkin tak bekerja secara formal dan tak memiliki izin keamanan.

Media Israel mengatakan Feldstein bergabung dengan Netanyahu sebagai penasihat beberapa pekan setelah serangan 7 Okrober 2023.

Dokumen-dokumen rahasia yang bocor tersebut dikatakan menjadi dasar dari sebuah artikel di Jewish Chronicle, yang kemudian didiskreditkan secara luas.

Artikel itu menyatakan bahwa Hamas berencana mengirim sandera Israel keluar dari Gaza lewat Mesir.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x