SEOUL, KOMPAS.TV - Intelijen militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara tampaknya telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuhnya dan sedang bersiap untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat mencapai daratan Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkapkan dalam rapat tertutup dengan para anggota parlemen Korea Selatan, Rabu (30/10/2024).
Sebelumnya bulan ini, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengungkapkan kepada Associated Press bahwa ia memperkirakan Korea Utara akan melakukan provokasi besar, seperti uji coba nuklir dan rudal balistik antarbenua, menjelang atau setelah pemilihan presiden AS untuk meningkatkan tekanan kepada Washington dan sekutunya.
Baca Juga: Pembelot: Tentara Korea Utara yang Dikirim ke Rusia Masih Muda-Muda, Perjudian Besar Kim Jong-un
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dalam beberapa bulan terakhir, semakin menunjukkan kekuatan program nuklir militernya.
Pada September lalu, Kim bahkan memperkenalkan fasilitas rahasia untuk memproduksi uranium tingkat senjata, yang menandakan keseriusan mereka dalam mengembangkan kekuatan nuklir.
Menurut Lee Seong Kweun, salah satu anggota parlemen yang mengikuti rapat, badan intelijen Korea Selatan meyakini Korea Utara telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir di lokasi uji coba di kota Punggye-ri di bagian timur laut negara itu.
Ledakan uji coba diperkirakan akan dilakukan di Terowongan No. 3. Uji coba nuklir terakhir Korea Utara dilakukan pada 2017.
Baca Juga: Militer Korea Utara Salah Satu yang Terbesar di Dunia, tapi Seberapa Kuat? Cek Faktanya
Potensi Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua
Intelijen Korea Selatan juga mendeteksi tanda-tanda Korea Utara akan segera siap meluncurkan rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mencapai daratan AS.
Tanda-tanda tersebut termasuk penempatan kendaraan peluncur dan rudal di lokasi tertentu, menurut keterangan Lee dan rekannya sesama anggota parlemen, Park Sunwon. Mereka memperkirakan uji coba tersebut bisa terjadi pada November mendatang.
"Kami tidak bisa menyebutkan lokasi pastinya, tetapi peluncur sudah ditempatkan di area yang bisa diperkirakan sebagai tempat uji coba ICBM untuk memverifikasi teknologi re-entry atmosfer," tambah Lee.
Semua uji coba ICBM Korea Utara sejak 2017 dilakukan pada sudut yang tinggi untuk menghindari wilayah negara tetangga.
Baca Juga: Kim Jong Un Mendapat Ancaman Pembunuhan, Korea Utara Perketat Keamanan
Namun, para ahli mengatakan Korea Utara mungkin ingin menguji senjatanya dengan lintasan balistik yang lebih mendekati sudut normal untuk memastikan hulu ledak dapat bertahan dalam kondisi keras saat memasuki kembali atmosfer bumi.
Teknologi re-entry ini dianggap sebagai salah satu dari sedikit hambatan teknis yang perlu diatasi Korea Utara untuk mendapatkan rudal jarak jauh yang berfungsi sepenuhnya.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat sejak 2022, setelah Kim Jong Un diduga menggunakan invasi Rusia ke Ukraina sebagai pengalih perhatian untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir dan program misilnya.
Korea Utara dinilai telah mengambil langkah-langkah yang dianggap defensif dalam menghadapi tekanan internasional yang meningkat.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.