Ketegangan antara China dan Filipina meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan risiko bahwa ketegangan ini dapat melibatkan Amerika Serikat (AS). Sebagai sekutu pertahanan Filipina, AS terikat untuk membela Filipina jika diserang, sesuai perjanjian yang berlaku.
Selain itu, China baru-baru ini menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan, menyimulasikan serangan dan pengerahan kapal serta pesawat.
Latihan ini menuai kecaman dari pemerintah Taiwan, yang secara demokratis dipilih, serta dari AS.
Pemerintah China secara konsisten menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah melepaskan penggunaan kekuatan militer terhadap Taiwan, yang diklaim sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
“Pasukan keamanan nasional telah menyita berbagai perangkat teknis khusus yang digunakan untuk memata-matai informasi laut yang tersembunyi di kedalaman lautan yang luas,” kata kementerian tersebut.
Menghadapi ancaman yang semakin serius ini, China menekankan pentingnya menjaga kedaulatan maritim dan pembangunan nasional.
"Berhadapan dengan perjuangan rahasia yang serius dan rumit untuk keamanan laut dalam dan ancaman nyata dari badan intelijen asing, kementerian akan dengan tegas membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China serta berkontribusi pada pembangunan negara maritim yang kuat," tambah pernyataan itu.
Para analis memperingatkan bahwa persaingan senjata kapal selam semakin memanas antara China dengan AS dan sekutunya.
Diperkirakan, Beijing akan memiliki generasi baru kapal selam bertenaga nuklir dan bersenjata lengkap yang siap beroperasi pada akhir dekade ini.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.