Petugas intelijen itu mengatakan kedua tawanan itu memiliki hubungan dengan Hamas.
Saat ia mempertanyakan praktik tersebut, tentara itu mengatakan komandannya memberikan penjelasan.
“Lebih baik orang Palestina yang meledak, bukan tentara kita,” kata tentara itu menirukan ucapan komandannya.
“Ini sangat mengejutkan, tetapi beberapa bulan di Gaza, Anda cenderung tak berpikir jelas,” katanya.
“Anda hanya lelah. Jelas, Anda akan memilih tentara saya yang hidup. Tetapi, Anda tahu bahwa dunia tak bekerja seperti itu,” lanjut tentara tersebut.
Tentara itu mengatakan ia dan rekannya menolak melanjutkan praktik tersebut setelah dua hari, dan mengonfrontasi komandannya mengenai hal itu.
Menurutnya, sang komandan yang sebelumnya meminta agar mengabaikan hukum internasional, dan mengatakan tentara Israel lebih penting, akhirnya mengalah.
Tentara itu mengatakan sang komandan akhirnya membebaskan kedua warga Palestina itu.
Fakta bahwa kedua tawanan itu dibebaskan, membuat sang tentara semakin yakin bahwa mereka tak memiliki afiliasi dengan Hamas, organisasi politik Palestina yang memiliki sayap militer.
“Mereka bukan teroris,” ujarnya.
Baca Juga: Pengamat: Israel Diyakini Bakal Bunuh Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei
Militer Israel sendiri selalu mengatakan bahwa mereka tak pernah menggunakan warga sipil Gaza dalam aksi militer.
“Arahan dan pedoman IDF dengan tegas melarang penggunaan warga sipil Gaza yang ditahan untuk operasi militer,” tutur tentara tersebut.
“Protokol dan instruksi yang relevan secara rutin diklarifikasi kepada tentara di lapangan selama konflik,” sambungnya.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.