Kompas TV internasional kompas dunia

Menhan AS Lloyd Austin Klaim Punya Bukti Tentara Korea Utara Masuk Rusia Bantu Perang di Ukraina

Kompas.tv - 23 Oktober 2024, 21:30 WIB
menhan-as-lloyd-austin-klaim-punya-bukti-tentara-korea-utara-masuk-rusia-bantu-perang-di-ukraina
Layar TV memperlihatkan gambar tentara yang diyakini berasal dari Korea Utara mengantre untuk menerima pasokan dari Rusia selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Senin, 21 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

SEOUL, KOMPAS.TV – Amerika Serikat (AS) mengeklaim punya bukti Korea Utara mengirim tentara ke Rusia.

Pada Rabu (23/10/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengeklaim punya bukti kuat Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia. 

Laporan ini muncul setelah badan intelijen Korea Selatan melaporkan ada sekitar 3.000 tentara Korea Utara saat ini berada di Rusia, menjalani pelatihan militer sebelum nantinya dikerahkan ke medan perang di Ukraina.

Dalam pernyataannya saat berkunjung ke Roma, Austin mengatakan, “Kita masih belum tahu pasti apa peran mereka di sana, ini hal yang perlu kita telusuri lebih dalam.” Video pernyataan Austin tersebut diunggah oleh Washington Post

Jika benar pasukan Korea Utara ikut terlibat dalam konflik di Ukraina di pihak Rusia, hal ini tentu akan membawa konsekuensi besar, baik bagi kawasan Eropa maupun Indo-Pasifik, seperti diklaim AS.

Sementara itu, Ukraina terus memantau situasi ini dengan waspada. Kepala Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengungkapkan pasukan Korea Utara diperkirakan akan tiba di wilayah Kursk, Rusia, untuk membantu militer Rusia menghadapi serangan Ukraina.

Itu berarti, bila benar Korea Utara mengirim pasukan tempur dan beroperasi di Kursk, maka pasukan tersebut beroperasi di dalam wilayah kedaulatan Rusia. 

Intelijen Korea Selatan mengeklaim telah mengungkap bahwa angkatan laut Rusia baru-baru ini mengangkut 1.500 pasukan khusus Korea Utara ke Rusia. 

Pernyataan ini sejalan dengan klaim sebelumnya dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang menyebut bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara sedang dipersiapkan untuk mendukung invasi Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Intelijen Korsel Sebut Korut Siapkan 10.000 Tentara Bantu Rusia Invasi Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tersenyum selama pertemuan mereka di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di luar Pyongyang, Korea Utara, pada 19 Juni 2024. (Sumber: AP Photo)

Meskipun AS dan NATO belum secara resmi mengonfirmasi laporan ini, mereka memperingatkan bahwa keterlibatan Korea Utara akan menambah dimensi baru dalam konflik. 

Zelenskyy sendiri menegaskan pemerintah Ukraina sedang dalam kondisi "siaga penuh" terkait laporan pengiriman pasukan tersebut. Namun, Rusia dan Korea Utara telah membantah kabar pergerakan pasukan ini, menganggapnya sebagai bagian dari propaganda Barat.

Menurut laporan dari Kepala Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan, Cho Tae-yong, Korea Utara telah mengirim tambahan 1.500 tentara ke Rusia, dan jumlah total pasukan yang dikerahkan diperkirakan akan mencapai 10.000 pada akhir tahun ini. 

Hal ini diungkapkan dalam pertemuan tertutup dengan anggota parlemen, Park Sunwon, yang mengutip penilaian intelijen tersebut.

Pasukan Korea Utara saat ini dikabarkan sedang berada di sejumlah pangkalan militer di Rusia untuk menjalani pelatihan militer. Sampai saat ini, mereka belum dikerahkan ke medan perang di Ukraina.

Menariknya, pasukan Korea Utara ini dilatih oleh militer Rusia dalam penggunaan berbagai peralatan militer, termasuk drone. Instruktur militer Rusia memuji semangat juang dan daya tahan fisik pasukan Korea Utara. 

Namun, para ahli memperkirakan bahwa minimnya pengalaman dalam pertempuran modern dapat mengakibatkan tingginya angka korban di pihak pasukan Korea Utara.

Selain itu, intelijen Korea Selatan juga mendeteksi bahwa Korea Utara telah memindahkan keluarga para tentara yang akan dikerahkan ke Rusia ke tempat-tempat khusus. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mengendalikan informasi dan menjaga kerahasiaan misi tersebut.

Baca Juga: Korea Selatan Ancam Kirim Senjata ke Ukraina, Tanggapi Laporan Tentara Korea Utara Ada di Rusia

Meski pemerintah Korea Utara belum secara resmi mengumumkan pengiriman pasukan ini kepada rakyatnya, desas-desus mengenai hal ini mulai tersebar di kalangan warga, terutama di antara mereka yang memiliki anggota keluarga yang ditugaskan ke Rusia.

Korea Utara dan Rusia, dua negara yang sama-sama menghadapi tekanan Barat, tampaknya semakin memperkuat kerja sama militer mereka. Pada bulan Juni lalu, kedua negara menandatangani perjanjian pertahanan yang memungkinkan keduanya saling memberikan bantuan militer jika salah satu dari mereka diserang.

Selain pasukan, Korea Utara juga diketahui telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer berisi amunisi, rudal, dan senjata lainnya ke Rusia sejak Agustus 2023. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu Rusia yang mulai kekurangan persenjataan akibat perang yang berkepanjangan di Ukraina. 

Laporan tentang pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia telah menimbulkan kekhawatiran di Korea Selatan. Para pejabat di Seoul khawatir bahwa Rusia mungkin akan memberi imbalan kepada Korea Utara dalam bentuk teknologi militer canggih, yang bisa memperkuat program nuklir dan rudal Korea Utara yang jelas-jelas mengancam Korea Selatan.

Menanggapi laporan ini, pemerintah Korea Selatan tengah mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina, sesuatu yang sebelumnya mereka hindari. Selama ini, Korea Selatan hanya memberikan bantuan kemanusiaan dan finansial kepada Ukraina, tanpa terlibat langsung dalam pengiriman senjata.

Meski Korea Utara memiliki salah satu angkatan bersenjata terbesar di dunia, dengan 1,2 juta personel aktif, para pengamat meragukan seberapa besar kontribusi yang bisa diberikan pasukan ini untuk Rusia. 

Minimnya pengalaman tempur skala besar sejak Perang Korea dinilai menjadi kelemahan utama. Namun, dukungan ekonomi dari Rusia dan transfer teknologi militer canggih bisa menjadi alasan utama Korea Utara terlibat dalam konflik ini.


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x