MOSKOW, KOMPAS TV – Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat 18 Oktober 2024 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang kuat di negara-negara BRICS, negara-negara Afrika dan Asia Tenggara, seiring pergeseran kekuatan ekonomi dunia ke wilayah-wilayah ini.
BRICS merupakan organisasi antarpemerintah yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
“Pertumbuhan ekonomi yang positif akan terjadi di negara-negara besar seperti China dan India, demikian pula di Rusia dan Arab Saudi. Namun, negara-negara di Asia Tenggara dan Afrika akan menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih cepat," ujar Putin dalam pertemuannya dengan pimpinan media massa BRICS hari Jumat, 18 Oktober 2024 seperti laporan TASS.
Putin menekankan “pembentukan pusat-pusat pertumbuhan baru” adalah tanda-tanda zaman.
Menurutnya, perkembangan ekonomi global akan semakin terfokus pada negara-negara BRICS, Global South (Negara-Negara Selatan), serta kawasan Asia Tenggara dan Afrika. Pengalihan ini mencerminkan pergeseran tatanan ekonomi global yang selama ini didominasi oleh Barat, terutama negara-negara G7.
Putin juga mengungkapkan pangsa BRICS dalam Produk Domestik Bruto (PDB) global saat ini telah melampaui kelompok negara G7 dan terus meningkat secara konsisten. Hal ini, menurut Putin, adalah bukti nyata bagaimana kekuatan ekonomi mulai beralih ke negara-negara berkembang.
"Sebagai gambaran, pada tahun 1992, G7 menguasai 45,5% dari PDB global, sementara BRICS hanya menyumbang 16,7%. Namun pada 2023, BRICS telah meningkat menjadi 37,4%, sementara G7 turun menjadi 29,3%. Kesenjangan ini akan terus melebar di masa mendatang, dan hal ini tidak terelakkan," ungkap Putin.
BRICS saat ini memainkan peran penting dalam perekonomian dunia, dan peran ini akan terus meningkat di masa depan, menurut Putin.
Baca Juga: Rusia Dorong BRICS Bangun Sistem Pembayaran Alternatif yang Kebal Sanksi Barat
Negara-negara BRICS dianggap sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi global, mencerminkan transisi dari dominasi ekonomi Barat ke negara-negara berkembang.
Putin menyoroti bahwa saat ini, gabungan PDB negara-negara BRICS sudah melebihi Rp900.000 triliun (lebih dari USD 60 triliun). Negara-negara BRICS menyumbang lebih dari 40% dari total pertumbuhan ekonomi global dalam beberapa dekade terakhir.
Ini menunjukkan bahwa kontribusi BRICS terhadap dinamika ekonomi global adalah faktor kunci yang mendorong pertumbuhan dunia.
Untuk tahun 2024, tingkat pertumbuhan ekonomi di negara-negara BRICS diperkirakan akan mencapai 4%.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara G7 yang hanya diperkirakan tumbuh 1,7%, dan juga lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi sebesar 3,2%.
Putin juga mencatat negara-negara BRICS memegang peran besar dalam ekspor global, mencakup sekitar seperempat dari total ekspor barang dunia.
Negara-negara BRICS mendominasi berbagai pasar utama seperti energi, logam, dan pangan, komoditas yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi global yang berkelanjutan.
Baca Juga: Rusia Jemawa Makin Banyak Negara Gabung BRICS: Mereka Lelah dengan AS
Perusahaan-perusahaan dari negara-negara BRICS telah mengambil peran dominan di pasar-pasar strategis, khususnya dalam energi dan sumber daya alam.
Dalam konteks ini, Putin menegaskan pertumbuhan BRICS akan semakin mandiri dari pengaruh luar, dan ini mencerminkan kedaulatan ekonomi sejati.
Dengan kemandirian ekonomi ini, negara-negara BRICS dapat lebih bebas menentukan kebijakan ekonomi mereka tanpa tergantung pada negara-negara besar lainnya.
Hal ini memberikan negara-negara BRICS kekuatan untuk mengelola sumber daya dan menentukan arah pembangunan ekonomi mereka sendiri.
Lebih lanjut, Putin menekankan kerja sama BRICS bukanlah untuk melawan siapapun, melainkan untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi semua rakyat di negara-negara anggota.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.