Namun, dia juga sangat ditakuti karena cengkeramannya yang kuat di Gaza, tempat perbedaan pendapat publik ditekan.
Baca Juga: Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Ternyata Bukan Lewat Operasi Khusus, Netanyahu Jemawa
Sinwar berbeda dengan beberapa pemimpin Hamas lainnya yang membangun persona yang ramah media. Ia tidak pernah berusaha membangun citra publik. Sebaliknya, ia dikenal sebagai "Penjagal Khan Younis" karena pendekatannya yang keras terhadap warga Palestina yang diduga bekerja sama dengan Israel.
Sinwar lahir pada tahun 1962 di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza dari sebuah keluarga yang termasuk di antara ratusan ribu warga Palestina yang diusir dari wilayah mereka sendiri, yang sekarang menjadi wilayah Israel.
Ia adalah anggota awal Hamas, yang muncul dari cabang Palestina dari Ikhwanul Muslimin pada tahun 1987, ketika daerah kantong pantai tersebut berada di bawah pendudukan militer Israel.
Sinwar meyakinkan pendiri kelompok tersebut, Sheikh Ahmed Yassin, bahwa untuk berhasil sebagai organisasi perlawanan, Hamas perlu dibersihkan dari informan Israel. Maka mereka pun mendirikan sebuah badan keamanan, yang saat itu dikenal sebagai Majd, yang dipimpin oleh Sinwar.
Ia pernah ditangkap Israel pada akhir tahun 1980-an. Dia dijatuhi hukuman empat kali penjara seumur hidup atas pelanggaran yang mencakup penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel.
Michael Koubi, mantan direktur departemen investigasi di badan keamanan Shin Bet Israel yang menginterogasi Sinwar, mengingat pengakuan Sinwar yang paling diingatnya. Menurutnya, Sinwar pernah menceritakan pernah memaksa seorang pria untuk mengubur hidup-hidup saudaranya sendiri karena ia dicurigai bekerja untuk Israel.
"Matanya penuh dengan kebahagiaan saat ia menceritakan kisah ini kepada kami," kata Koubi seperti dikutip dari The Associated Press.
Namun bagi sesama tahanan, Sinwar adalah orang yang karismatik, mudah bergaul, dan cerdik, terbuka terhadap tahanan dari semua faksi politik.
Baca Juga: Yahya Sinwar Lama Tak Muncul, Israel Periksa Kemungkinan Pemimpin Hamas Tewas di Gaza
Ia menjadi pemimpin ratusan anggota Hamas yang dipenjara. Ia mengorganisasi pemogokan untuk memperbaiki kondisi, belajar bahasa Ibrani dan mempelajari masyarakat Israel. Ia dikenal karena memberi makan sesama tahanan, membuat kunafa, makanan ringan berupa adonan parut yang diisi dengan keju.
“Menjadi seorang pemimpin di dalam penjara memberinya pengalaman dalam negosiasi dan dialog, dan dia memahami mentalitas musuh dan cara memengaruhinya,” kata Anwar Yassine, seorang warga negara Lebanon yang menghabiskan sekitar 17 tahun di penjara Israel, yang sebagian besar waktunya dihabiskan bersama Sinwar.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.