Menurut Miller, langkah-langkah yang diambil oleh Korea Utara hanya akan memperburuk situasi keamanan di kawasan tersebut.
“Kami telah melihat Korea Utara terus melakukan tindakan yang meningkatkan ketegangan. Kami akan terus mendorong mereka untuk mengambil langkah sebaliknya, yakni mengurangi ketegangan dan menghentikan tindakan yang bisa memperbesar risiko konflik,” tambahnya.
Menariknya, media resmi Korea Utara belum memberikan laporan terkait penghancuran jalan tersebut.
Baca Juga: Rusia Akan Beri Bantuan Militer jika Korea Utara Diserang, Perjanjian Strategis Disahkan Duma
Hingga Rabu pagi, surat kabar Rodong Sinmun dan kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, tidak memuat berita mengenai peledakan jalan.
Meskipun biasanya mereka melaporkan insiden besar sehari setelah kejadian.
Ketiadaan laporan ini kontras dengan sikap media Korea Utara pada Juni 2020, ketika mereka dengan cepat memberitakan penghancuran kantor penghubung antar-Korea di Kaesong.
Pada saat itu, KCNA melaporkan insiden tersebut pada hari yang sama, sementara Rodong Sinmun memuat berita tersebut keesokan harinya.
Langkah Korea Utara untuk menghancurkan jalan-jalan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjangnya untuk memutus hubungan dengan Korea Selatan.
Pada pertemuan akhir tahun Desember 2023, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan, hubungan antara kedua Korea adalah hubungan antara dua negara yang bermusuhan.
Ia juga menegaskan, tidak ada gunanya mencari rekonsiliasi atau penyatuan dengan Korea Selatan.
Bahkan, pada Januari 2024, Kim memerintahkan penghentian semua jalur kereta lintas perbatasan dengan Korea Selatan hingga ke "tingkat yang tak bisa dipulihkan."
Baca Juga: Korea Utara Ledakkan Jalan Menuju Korea Selatan, Simbol Kerja Sama Kedua Negara
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.