Sekitar 1,2 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Di pihak Israel, sekitar 60 warga tewas akibat serangan roket yang dilancarkan oleh Hizbullah
Israel mengeklaim, operasi militernya bertujuan untuk mengusir kelompok militan Hizbullah dari perbatasan.
Sehingga sekitar 60.000 warga Israel yang terlantar dapat kembali ke rumah mereka dengan aman.
Dewan Keamanan menyerukan semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional yang mengharuskan perlindungan terhadap warga sipil.
Mereka juga meminta implementasi penuh Resolusi 1701, yang mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah pada 2006.
Jean-Marie Lacroix, usai rapat tertutup dengan Dewan Keamanan menyebutkan, lima penjaga perdamaian UNIFIL terluka dalam beberapa hari terakhir.
PBB telah melayangkan protes resmi kepada Israel terkait insiden tersebut.
Menurut Lacroix, Israel telah menyatakan bahwa investigasi akan dilakukan terhadap insiden tersebut.
"Israel telah mengindikasikan investigasi akan dilakukan terkait beberapa insiden ini, dan kita akan lihat apa hasilnya," ucapnya.
Baca Juga: Respons Sekjen PBB usai 2 Pasukan UNIFIL dari Indonesia Terluka Pasca Serangan Israel
Juru bicara militer Israel, Letkol Nadav Shoshani mengeklaim, Israel terus berupaya menjaga komunikasi dengan UNIFIL dan menyatakan bahwa setiap insiden yang melibatkan cedera pasukan PBB akan diselidiki dengan "tingkat tertinggi."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga meminta UNIFIL untuk segera mengevakuasi pasukan mereka dari zona bahaya.
Netanyahu menuding pasukan perdamaian PBB telah menjadi "tameng manusia" bagi Hizbullah di Lebanon selatan.
"Kami menyesalkan cedera yang dialami oleh tentara UNIFIL dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah hal ini. Namun, cara terbaik untuk memastikan keselamatan mereka adalah dengan segera menarik mereka dari wilayah berbahaya," kata Netanyahu dalam video yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.
Lacroix menegaskan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasukan perdamaian PBB.
Ia juga menyatakan pentingnya bagi UNIFIL untuk tetap berada di posisinya.
Karena hal ini diharapkan dapat membuka jalan menuju kembali ke meja perundingan dan upaya implementasi penuh Resolusi 1701.
"Penting bagi pasukan penjaga perdamaian untuk tetap berada di posisi mereka “karena kita semua berharap akan ada perundingan kembali, dan bahwa akhirnya akan ada upaya nyata untuk melaksanakan resolusi 1701 secara penuh," ujarnya.
Baca Juga: Tank Israel Serang Markas UNIFIL di Lebanon, 2 TNI Terluka
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.