AS berkali-kali menegaskan komitmennya untuk membela Filipina, sekutu perjanjiannya yang tertua di Asia, jika kapal atau pesawat Filipina diserang secara bersenjata di Laut China Selatan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dalam pertemuan KTT ASEAN, mengeluhkan bahwa negaranya terus menghadapi intimidasi dari China yang ia anggap melanggar hukum internasional.
Ia juga menyerukan agar negosiasi ASEAN-China terkait kode etik Laut China Selatan segera dipercepat. Meskipun target penyelesaian kode etik ini ditetapkan pada tahun 2026, negosiasi tersendat oleh sejumlah perbedaan, termasuk perdebatan mengenai apakah kode etik tersebut harus bersifat mengikat.
Dalam pernyataan lain yang tegas, Blinken menekankan komitmen AS untuk menjaga stabilitas di Selat Taiwan. Dukungan AS terhadap Taiwan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk melalui bantuan militer terbaru yang diumumkan bulan lalu, yang memicu protes keras dari China. China sendiri menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Baca Juga: Pemimpin ASEAN Bertemu di Laos, Fokus Bahas Myanmar dan Laut China Selatan
Blinken juga menghadiri KTT Asia Timur yang dihadiri oleh Perdana Menteri China, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, serta para pemimpin dari Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru.
ASEAN, sebagai blok ekonomi yang mengandalkan China sebagai mitra dagang terbesar dan salah satu investor utama, tetap berhati-hati dalam menyikapi ketegangan di Laut China Selatan.
Meski ada perselisihan, hubungan dagang antara ASEAN dan China tetap kuat, dengan fokus pada perluasan kawasan perdagangan bebas yang mencakup 2 miliar orang.
Blinken menyatakan bahwa KTT ASEAN juga merupakan forum untuk membahas tantangan global lainnya, seperti perang saudara di Myanmar, perilaku destabilisasi Korea Utara, serta agresi Rusia di Ukraina.
Isu Timur Tengah juga dibahas, terutama oleh negara-negara Muslim seperti Malaysia dan Indonesia yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza setelah setahun konflik Israel-Palestina.
Blinken juga menyampaikan eskalasi militer Israel di Lebanon terhadap Hizbullah memiliki alasan yang jelas dan sah, namun AS sedang berupaya mencari solusi diplomatik untuk konflik tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya perlindungan warga sipil di Lebanon dan Gaza, sembari menyampaikan keprihatinan bahwa bantuan kemanusiaan belum cukup menjangkau wilayah-wilayah yang terkena dampak, terutama di Gaza utara.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam pertemuan terpisah dengan para pemimpin ASEAN, menyerukan solusi politik yang mendesak untuk konflik Timur Tengah yang terus meluas.
Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam terkait krisis yang memburuk di Myanmar, dengan sepertiga populasi negara itu kini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan dan hampir 3,5 juta orang mengungsi akibat perang saudara sejak kudeta militer tahun 2021.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.