Kompas TV internasional kompas dunia

Usai Tembaki Markas UNIFIL di Lebanon, Israel Perintahkan Pasukan PBB Hengkang ke Utara

Kompas.tv - 11 Oktober 2024, 01:50 WIB
usai-tembaki-markas-unifil-di-lebanon-israel-perintahkan-pasukan-pbb-hengkang-ke-utara
Panser pasukan penjaga perdamaian Indonesia di Lebanon, UNIFIL, sedang berjaga usai serangan Israel di Kfar Kila. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

NAQOURA, KOMPAS.TV - Israel memerintahkan agar pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon pindah ke utara, Jumat (11/10/2024), setelah mereka mengalami serangan yang menargetkan posisi mereka. 

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengungkapkan rekomendasi tersebut setelah pasukan Israel menembaki beberapa posisi UNIFIL pada Kamis (10/10) dan Jumat (11/10).

“Rekomendasi kami adalah agar UNIFIL memindahkan diri 5 km ke utara untuk menghindari bahaya, sementara situasi di sepanjang Garis Biru (garis demarkasi yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan) tetap bergejolak akibat agresi Hizbullah,” ujar Danon dalam pernyataan resminya dilansir Al Jazeera.

Insiden pada Kamis yang melibatkan dua penjaga perdamaian Indonesia yang terluka ini merupakan yang paling serius sejak minggu lalu ketika UNIFIL menolak permintaan Israel untuk memindahkan posisi mereka. Serangan terhadap posisi UNIFIL ini telah mengundang kecaman luas dari komunitas internasional.

Prancis dan Italia mengecam penyerangan terhadap pasukan PBB oleh tentara Israel di Lebanon Selatan, yang mengakibatkan cedera pada dua penjaga perdamaian di markas UNIFIL. 

Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan, “Prancis menyatakan keprihatinan mendalam setelah tembakan Israel yang mengenai Angkatan Sementara PBB di Lebanon dan mengecam setiap serangan terhadap keamanan UNIFIL.”

Baca Juga: Serangan Israel Lukai 2 Prajurit TNI di Lebanon, UNIFIL: Pelanggaran Serius Hukum Internasional

Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto juga menyatakan keprihatinan, mengatakan bahwa serangan ini bisa dianggap sebagai kejahatan perang.

“Apa yang terjadi tidak memiliki justifikasi militer,” tegas Crosetto dalam konferensi pers di Roma. 

“Kami menunggu tanggapan untuk memahami apa yang menyebabkan tindakan ini. Tembakan ini tidak ditembakkan secara tidak sengaja.”

Pemerintah Indonesia secara tegas mengecam tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menyebabkan cedera pada dua prajurit TNI yang tergabung dalam misi Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan, “Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia.”

Menlu menjelaskan, kedua prajurit tersebut mengalami luka ringan akibat tembakan dari tank Merkava IDF saat mereka menjalankan tugas di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura.

“Kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik,” tambahnya.

Retno Marsudi juga mengonfirmasi ia telah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit) terkait insiden ini.

Menanggapi serangan ini, UNIFIL mengeluarkan pernyataan resmi yang mendesak IDF untuk mematuhi kewajiban internasional dalam menjamin keamanan dan keselamatan personel serta properti PBB. Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, mengatakan serangan Israel yang melukai dua penjaga perdamaian di Lebanon selatan adalah “perkembangan yang sangat serius” dan mengkhawatirkan.

“Untungnya mereka tidak terluka parah,” ujarnya, menambahkan insiden ini hanya salah satu dari beberapa serangan dalam beberapa hari terakhir di mana pasukan Israel menembaki posisi UNIFIL. “Menargetkan penjaga perdamaian adalah pelanggaran serius, tidak hanya terhadap Resolusi 1701 tetapi juga terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tegas Tenenti.

Ia juga menekankan, “Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di selatan Lebanon, itu akan menjadi keputusan Dewan Keamanan untuk menentukan langkah selanjutnya.”

Meskipun demikian, Tenenti menegaskan UNIFIL tetap berada di lapangan untuk “memantau dan memberikan bantuan” sebanyak mungkin.


 

 




Sumber : Al Jazeera




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x