Pengungkapkan situs nuklir Korea Utara pada 13 September, menunjukkan upaya penolakan Kim Jong-un terhadap upaya untuk menghilangkan program nuklirnya yang semakin maju.
Ini adalah pertama kalinya Korea Utara meluncurkan fasilitas untuk memproduksi uranium tingkat senjata sejak negara itu menunjukkan fasilitas nuklir utama Yogbyon pada ilmuwan Amerika yang dipimpin Siegfried Hecker pada 2010.
Hecker mengatakan ruang sentrifugal yang ditunjukkan di Korea Utara baru-baru ini tidak sama dengan yang dilihatnya pada 2010.
“Korea Utara tampaknya baru-baru ini mengungkapkan fasilitas nuklirnya untuk menarik perhatian Amerika Serikat dan komunitas internasional menjelang pemilihan Presiden AS,” kata Yoon dikutip dari ABC News.
“Kemungkinan besar Korea Utara akan melakukan provokasi tambahan seperti uji coba nuklir, dan peluncutran ICBM (rudal balistik antarbenua) di masa depan,” tambahnya.
Yoon tidak menjelaskan lebih lanjut apakah Korea Selatan akan mendeteksi aktivitas mencurigakan di Korea Utara mengindikasikan persiapan uji coba nuklir dan ICBM.
Baca Juga: Israel Janjikan Tak Akan ada Keringanan Bagi Hizbullah, Klaim Bunuh 440 Anggota Perlawanan Lebanon
Ia mengatakan Korea Selatan memantau dengan cermat pergerakan Korea Utara melalui gabungan aset intelijen dan pengawasan Korea Selatan dan AS.
Yoon juga mengatakan akan membawa permasalahan ini pada pertemuan ASEAN.
“Pada pertemuan ASEAN, saya akan menegaskan pentingnya denuklirisasi Korea Utara, yang merupakan prasyarat untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, damai, dan sejahtera,” katanya.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.