Kompas TV internasional kompas dunia

99 Dokter AS Bersaksi Tak Pernah Lihat Aktivitas Hamas di RS Gaza: Hentikan Dukungan untuk Israel!

Kompas.tv - 4 Oktober 2024, 21:00 WIB
99-dokter-as-bersaksi-tak-pernah-lihat-aktivitas-hamas-di-rs-gaza-hentikan-dukungan-untuk-israel
Seorang perempuan Palestina menggendong jenazah seorang anak yang tewas akibat serangan Israel di kamar mayat sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Rabu (2/10/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Sebanyak 99 dokter dan tenaga medis asal Amerika Serikat (AS) yang sempat menjadi relawan di Gaza, mengungkapkan mereka tidak menemukan bukti adanya aktivitas Hamas di rumah sakit-rumah sakit tempat mereka bertugas.

Seperti diketahui, Israel kerap menyerang rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza dengan dalih ada milisi Hamas di lokasi tersebut.

Para dokter tersebut mendesak pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk segera menghentikan bantuan militer, ekonomi, dan diplomatik untuk Israel.

Dalam surat yang dikirimkan pada Kamis (3/10/2024) kepada Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, para relawan yang secara kolektif menghabiskan total 254 minggu di fasilitas-fasilitas kesehatan Gaza, membagikan pengalaman mereka menyaksikan secara langsung situasi kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan di tengah serangan Israel yang terus berlanjut.

Mereka menyatakan mereka telah "menyaksikan kejahatan yang tak terbayangkan."

Baca Juga: Serangan Israel ke Khan Yunis Gaza Bunuh 53 Orang, Korban Termuda Berusia 22 Bulan

"Kami ingin menegaskan dengan sangat jelas: tidak sekali pun kami melihat aktivitas milisi Palestina di rumah sakit atau fasilitas kesehatan mana pun di Gaza," bunyi surat yang diterbitkan di situs "Gaza Healthcare Letters" tersebut, dikutip dari Anadolu.

Dalam surat itu, para dokter tersebut menuduh Israel secara sistematis menghancurkan seluruh sistem kesehatan di Gaza dan menargetkan para tenaga medis dengan penyiksaan, penghilangan paksa, bahkan pembunuhan.

Mereka juga menggambarkan penderitaan yang dialami wanita dan anak-anak di rumah sakit-rumah sakit Gaza, termasuk malanutrisi yang parah serta kelangkaan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.

Sebuah studi yang diterbitkan jurnal medis The Lancet pada Juli 2024, memperkirakan korban jiwa di Gaza telah melampaui 118.000 orang, lebih dari 5 persen dari total populasi Gaza.

Angka ini mencerminkan krisis yang semakin memburuk, menambah keprihatinan global terhadap nasib warga sipil Gaza.

Baca Juga: 93% Bangunan Sekolah di Gaza Hancur Akibat Serangan Israel, Lahan Pertanian Tersisa 22%

Kesaksian Pilu Tenaga Medis

"Asupan gizi ibu yang sangat kurang membuat mereka tidak bisa menyusui, dan kami tidak memiliki susu formula atau air bersih untuk memberi makan bayi-bayi tersebut. Akibatnya, banyak bayi yang kelaparan hingga meninggal setiap hari," kata Asma Taha, praktisi perawat anak, dikutip dalam surat tersebut.

"Gaza adalah tempat pertama kali saya memegang otak seorang bayi di tangan saya. Dan itu bukan satu-satunya," ungkap Dr. Mark Perlmutter, ahli bedah ortopedi dan tangan.

Para dokter ini juga menyoroti praktik pengusiran paksa oleh Israel terhadap warga Gaza yang sudah mengalami kelaparan dan sakit, setengah dari mereka adalah anak-anak, ke wilayah yang tidak memiliki air bersih maupun sanitasi yang layak.

Mereka menyebut tindakan ini sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan. Mereka menyatakan tindakan penembakan terhadap anak-anak di Gaza yang terus terjadi sepanjang tahun, tidak mungkin terjadi secara kebetulan, atau tanpa sepengetahuan otoritas sipil dan militer Israel.

Baca Juga: 17.000 Anak, Bayi dan Balita Gaza Tewas Dibunuh Serangan Brutal Israel, 26.000 Yatim Piatu dan Cacat

Para dokter ini mendesak pemerintahan Biden untuk mendukung embargo senjata internasional terhadap Israel dan kelompok-kelompok Palestina hingga tercapainya gencatan senjata permanen dan pembebasan sandera di kedua belah pihak.

Mereka juga meminta pertemuan langsung dengan Biden dan Harris untuk membahas apa yang mereka saksikan dan alasan mengapa kebijakan AS di Timur Tengah harus segera berubah.

Dalam surat mereka, para dokter juga mengulangi tuntutan yang telah mereka ajukan dalam surat tertanggal 25 Juli 2024, termasuk pembukaan kembali perbatasan Rafah untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan seperti air dan pasokan medis ke Gaza.

"Setiap hari kita terus memasok senjata dan amunisi kepada Israel, adalah hari lain di mana wanita-wanita terluka oleh bom kita dan anak-anak dibunuh dengan peluru kita," kata mereka dalam surat tersebut.

Baca Juga: Danai Israel Serang Gaza, AS Bisa Dianggap Terlibat Kejahatan Perang dan Genosida


 




Sumber : Anadolu




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x