Ia hanya dibantu bangun dari tanah dan didudukkan di bangku saat upacara kelulusan dimulai, dan hanya karena orang tua sudah mulai berdatangan.
Ketika sang putra mengeluh sakit parah, ayahnya meminta salah satu guru perkemahan untuk menemaninya ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan.
Setelah diperiksa di Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Jiaxiang, ia pun didiagnosis sakit otot sederhana dan diberi salep.
Namun, pada hari-hari berikutnya, kaki anak laki-laki itu semakin sakit dan bahkan tak bisa berjalan atau pun tidur.
Sehingga orang tuanya membawanya ke Rumah Sakit Afiliasi dari Jining Medical College.
Dokter pun mendiagnosis bahwa ia menderita Rhabdomyolysis, kondisi mengancam jiwa yang biasanya disebabkan intensitas olahraga tinggi dalam waktu singkat.
Ceder aini menyebabkan kerusakan otot rangka dengan cepat, dan jika tak ditangani, bisa mempengaruhi hatri dan ginjal.
Situasinyanya sangat serius hingga dokter pun menempatkannya di kursi roda.
Ia akhirnya dipulangkan setelah 13 hari dirawat, namun tak pernah pulih sepenuhnya.
Remaja laki-laki tersebut hingga kini masih belum bisa menjalani kehidupan normal, dan kemungkinan besar tak akan pernah bisa melakukan aktivitas fisik yang seiurs.
Otot kakinya kini mengalami atrofi dan menderita kerusakan hati dan ginjal.
Nyonya Lu mengatakan, mereka kemudian mencoba mengonfrontasi penyelenggara perkemahan tentang penganiayaan fisik anak mereka.
Sempat menyangkal, pengelola perkemahan akhirnya mengakui hukuman fisik itu, setelah anak-anak lain menguatkan ceritanya.
Baca Juga: Rezim Kim Jong-Un Paksa Orang Tua Korea Utara Menari di Hari Manula, sebagai Bentuk Terima Kasih
Penyelesaiaan dilaporkan tercapai antara orang tua dan penyelenggara perkemahan setelah negosiasi dan prosesur hukum sedang dijalankan.
Di Indonesia, seorang siswa SMP di Deli Serdang dilaporkan meninggal dunia usai dihukum squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya.
Siswa tersebut sempat mengalami demam dan sempat dibawa ke rumah sakit karena kondisinya semakin parah, dan akhirnya meninggal dunia.
Sumber : Oddity Central
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.