“Pada tahun ini, pihak berwenang menyajikan semangkuk mie jagung dan makanan kecil,” tutur warga tersebut.
“Hanya ada dua potongan kecil daging di setiap mangkok,” ujarnya.
Acara menari sendiri dipimpin oleh rombongan pertunjukan dari Persatuan Perempuan Sosialis setempat.
“Pihak otoritas menyiapkan pengeras suara di ruangan kosong di panti jompo, dan mengharuskan para manula berdansa bersama,” katanya.
“Sangat mengerikan melihat meereka kesulitan bergerak dan berdansa. Mereka tampak lesu kurang dari 30 menit,” kata sumber itu.
Sementara itu anggota Serikat Perempuan Sosialias di Chongju, mengatakan para lansia yang hadir pada acara serupa di Pyongan Utara terlihat sangat kurus, dan hampir tak bisa tetap waspada.
“Saya melihat seorang pria tua jatuh dari kursinya karena kelelahan dan kelaparan, karena acara dilakukan saat jam makan siang,” ucapnya.
“Panita penyelenggara pun memberikannya kudapan, dan memberitahunya untuk tak berdiri dan meninggalkan acara,” katanya.
Baca Juga: Korea Utara dan Korea Selatan Saling Ancam, Ketegangan Meningkat
Anggota tersebut mengatakan sebagai anggota rombongan penampil, ia membantu memimpin manula itu pada tarian perayaan.
“Setelah acara, Serikat Perempuan Sosialis Korea menyiapkan nasi dan sup untuk para manula,” ujar sumber itu.
“Itu sangat menyedihkan karena banyak manula yang mengeluhkan betapa laparnya mereka,” katanya.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.