BEIRUT, KOMPAS.TV - Militer Israel memerintahkan warga Lebanon di dekat perbatasan, meninggalkan rumah mereka pada Selasa (1/10/2023).
Perintah ini dikeluarkan tak lama setelah Israel memulai invasi ke Lebanon atau apa yang mereka sebut sebagai "operasi terbatas" terhadap target-target Hizbullah.
Sehari sebelumnya, Senin (30/9/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam negara lain di kawasan tersebut, Iran. Iran merupakan sekutu Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina.
"Tidak ada tempat di Timur Tengah yang tidak dapat dijangkau Israel," kata Netanyahu, beberapa hari setelah serangan udara di selatan Beirut, seperti dikutip The Associated Press.
Serangan udara Israel pada Jumat (27/9/2024) lalu, menewaskan pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Baca Juga: Israel Kerahkan Serangan Darat Gempur Hizbullah di Lebanon Selatan, Perang Besar Dimulai
Pembunuhan Nasrallah terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Lebanon yang menewaskan ratusan orang termasuk puluhan anak-anak.
Pada pertengahan bulan lalu, gelombang ledakan ribuan alat elektronik, termasuk pager dan walkie-talkie, menewaskan puluhan orang lainnya termasuk anak-anak.
Hizbullah menuding Israel berada di balik gelombang ledakan alat elektronik tersebut. Israel sendiri tidak membantah maupun mengonfirmasi secara terbuka.
Namun, laporan The New York Times yang mengutip pejabat-pejabat Amerika Serikat dan sumber lainnya, menyebut Israel menanamkan bahan peledak dalam alat-alat elektronik yang meledak tersebut.
Pemimpin baru Hizbullah, Naim Kassem, berjanji kelompok itu akan terus berjuang setelah kematian Nasrallah.
Selain Nasrallah, Israel juga telah membunuh beberapa komandan utama organisasi politik dan para militer Lebanon itu dalam beberapa hari terakhir.
Kassem mengatakan para pejuang Hizbullah siap dan para komandan yang terbunuh telah digantikan.
Baca Juga: Israel Serbu Perbatasan Lebanon, Beirut Gelar Pasukan, Hizbullah Serang Balik
Israel dan Hizbullah telah saling tembak di perbatasan Lebanon-Israel hampir setiap hari sejak 8 Oktober 2023, sehari setelah Israel melancarkan serangan ke Gaza yang diawali serangan Hamas ke wilayahnya.
Dilansir Al Jazeera, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.615 orang per 30 September 2024. Dari jumlah tersebut, hampir 16.500 adalah anak-anak. Sementara lebih dari 10.000 orang hilang.
Sementara serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, dilaporkan menewaskan 1.139 orang. Hamas juga dilaporkan membawa sekitar 250 orang ke Gaza.
Organisasi politik Palestina yang memiliki sayap militer itu mengatakan ratusan orang itu akan ditukar dengan ribuan warga Palestina yang ditahan Israel, bahkan sebelum serangan 7 Oktober. Banyak warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan oleh Israel.
Sambil terus menyerang Gaza di mana sekitar 2 juta lebih warga Palestina terkurung akibat blokade Israel sejak 2007, kini Tel Aviv melancarkan serangan besar ke Lebanon.
Serangan Israel ke Lebanon dikhawatirkan akan memicu perang regional di Timur Tengah.
Sumber : The Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.