Ketika itu terlihat oleh sekelompok polisi yang memerintahkan keluar dari ladang jagung.
Namun, ia tak memedulikannya dan melanjutkan memungut jagung, sehingga salah satu dari mereka memukulinya hingga tewas.
Komite Partai Buruh Korea di Musan memang telah memerintahkan kepolisian di sekitar ladang mengirim pasukan patrol ke area itu.
Tujuannya untuk memastikan tanaman yang panen di awal bulan bisa disimpan dan diatur seperti seharusnya, dan tak ada tanaman yang disia-siakan.
Karena insiden tersebut terjadi sebelum malam, sejumlah orang menjadi saksi pemukulan.
Hal itu pun menyebar ke komunitas setempat bahwa seorang pria tewas dipukuli hanya gegara mengambil bulir jagung yang telah jatuh.
“Mengambil bulir jagung yang jatuh biasanya bukan masalah. Faktanya, sangat biasa melihat sekumpulan orang pergi ke ladang jagung setelah panen untuk mengambil bulir jagung yang terlewatkan oleh para pemanen,” kata sumber itu.
“Namun saat ini, bahkan memasuki ladang setelah panen dianggap pelanggaran, dan dapat dihukum dengan kerja paksa, dan mengambil bulir yang jatuh dianggap sama seriusnya dengan mencuri dari lumbung negara,” tambahnya.
Warga Musan mengungkapkan rasa frustasinya atas pelarangan pemerintah untuk memungut jagung yang jatuh.
Baca Juga: Kim Jong-Un Tak Takut AS, Manuver Diplomatik Korea Utara Bakal Bikin Korea Selatan Terpinggirkan
Mereka mengecam hal tersebut sebagai sebuah kesia-siaan, dan merupakan gejala dari kondisi kehidupan yang semakin keras, serta menyebabkan banyak orang berjuang untuk menafkahi keluarga mereka.
Polisi yang menjadi pelaku kekerasan diketahui sebagai mantan tentara Korea Utara.
Sumber itu mengatakan, saat ini polisi tersebut tengah ditanyai oleh Kantor Polisi Musan.
Sumber : Daily NK
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.