Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Klaim Bunuh Komandan Hizbullah dalam Serangan di Lebanon

Kompas.tv - 24 September 2024, 22:42 WIB
israel-klaim-bunuh-komandan-hizbullah-dalam-serangan-di-lebanon
Asap mengepul dari serangan udara Israel terhadap desa-desa di distrik Nabatiyeh, terlihat dari kota selatan Marjayoun, Lebanon, Senin, 23 September 2024. (Sumber: AP Photo/Hussein Malla)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

BEIRUT, KOMPAS.TV - Israel mengeklaim telah membunuh seorang komandan tinggi Hizbullah, Ibrahim Kobeisi, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan roket ke wilayah Israel. 

Militer Israel menyebut Kobeisi tewas bersama beberapa komandan penting lainnya dalam operasi dalam serangan udara di Beirut, Selasa (24/9/2024).

Meski begitu, belum diketahui apakah ada tokoh lain yang turut terluka atau tewas dalam serangan itu.

Di tengah situasi yang semakin memanas, ribuan warga Lebanon melarikan diri dari wilayah selatan negara itu. 

Pengungsi yang kebanyakan adalah keluarga dari daerah pedesaan, kini tersebar di berbagai wilayah seperti Beirut dan Sidon. Mereka terpaksa tidur di mobil, taman, hingga tepi laut karena minimnya fasilitas pengungsian.

Issa Baydoun, warga Desa Shihine di Lebanon selatan, termasuk salah satu pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumahnya setelah serangan udara menghantam desanya. 

Ia dan keluarganya melakukan perjalanan panjang menuju Beirut, namun mendapati tempat-tempat penampungan penuh sesak. Akhirnya, mereka tidur di dalam kendaraan di pinggir jalan.

“Kami sangat kesulitan di jalan hanya untuk sampai di sini,” kata Baydoun dikutip dari The Associated Press.

“Kami mengungsi dari rumah karena Israel menargetkan warga sipil dan menyerang kami. Itulah sebabnya kami meninggalkan rumah, untuk melindungi anak-anak kami," imbuhnya.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Lebanon melaporkan, dua stafnya dan seorang anak tewas dalam serangan udara di wilayah Bekaa, Senin (23/9/2024). 

Baca Juga: Saat Pertikaian Israel dan Hizbullah Memanas di Lebanon, Akankah Warga Gaza Dilupakan?

Selain itu, seorang pekerja kebersihan yang dikontrak UNHCR juga menjadi korban tewas dalam serangan di bagian selatan Lebanon. Beberapa anggota keluarga dari staf UNHCR lainnya juga dilaporkan mengalami luka serius.

Di media sosial, beberapa warga Lebanon menawarkan apartemen atau ruang kosong di rumah mereka untuk dijadikan tempat pengungsian sementara. 

Relawan setempat bahkan mendirikan dapur umum di sebuah stasiun bensin kosong di Beirut, yang pernah menjadi pusat bantuan saat ledakan pelabuhan 2020.

Perbatasan Israel-Lebanon Membara

Ketegangan di perbatasan antara Lebanon dan Israel terus meningkat. Hizbullah mengeklaim telah meluncurkan roket dan rudal ke delapan titik di Israel, termasuk pabrik bahan peledak di Zichron Yaakov, sekitar 60 kilometer dari perbatasan.

Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa 55 roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayah utara Israel pada Selasa pagi. 

Beberapa roket menimbulkan kebakaran dan kerusakan bangunan. Dua orang mengalami luka ringan akibat serpihan roket di dekat mobil mereka, sementara beberapa lainnya terluka saat berlari menuju tempat perlindungan.

Sebagai balasan, militer Israel melancarkan serangan udara ke beberapa posisi Hizbullah di dekat perbatasan. 

Mereka juga mengeklaim telah menghancurkan sel milisi yang menembakkan roket ke Israel pada malam sebelumnya. Serangan itu menyebabkan enam orang tewas dan 15 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Sementara itu, serangan balasan Israel ke wilayah Lebanon juga semakin intensif. 

Berdasarkan data satelit pemantau kebakaran dari NASA, lebih dari 1.700 kilometer persegi wilayah Lebanon selatan terkena serangan, termasuk daerah sekitar Naqoura, tempat pangkalan Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) berada.

Baca Juga: Korban Tewas Selama Dua Hari Serangan Israel di Lebanon Capai 558 Orang

Warga di perbatasan Lebanon dengan Suriah juga dilaporkan berbondong-bondong melarikan diri ke negara tetangga. 

Kepadatan lalu lintas di jalur perbatasan semakin meningkat, mengantisipasi eskalasi serangan di hari-hari mendatang.

Hizbullah dan Israel di Ambang Perang

Hizbullah, yang didukung Iran, terus menembakkan roket sebagai bentuk solidaritas terhadap kelompok Hamas di Gaza. 

Israel merespons dengan serangan udara yang lebih besar, bahkan menargetkan para komandan Hizbullah. 

Meski belum ada rencana invasi darat, militer Israel telah memindahkan ribuan tentara dari Gaza ke perbatasan utara, bersiap untuk kemungkinan serangan darat jika situasi terus memburuk.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, setidaknya 558 orang tewas dalam serangan sejak Senin, termasuk 50 anak dan 94 perempuan. Lebih dari 1.800 orang dilaporkan luka-luka. 

Jumlah korban ini terus bertambah di tengah ketidakpastian mengenai kapan konflik akan berakhir.

Israel memperkirakan Hizbullah memiliki lebih dari 150.000 roket dan rudal yang mampu mencapai wilayah mana pun di Israel. 

Sejak Oktober lalu, Hizbullah telah menembakkan sekitar 9.000 roket ke Israel, termasuk 250 roket yang diluncurkan pada Senin kemarin. 

Baca Juga: China Dukung Lebanon, Tentang Serangan Israel yang Abaikan Keselamatan Warga Sipil


 

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x