Kompas TV internasional kompas dunia

Sri Lanka Hari Ini Pemilu Presiden di Tengah Harapan untuk Pemulihan Ekonomi Pasca Krisis

Kompas.tv - 21 September 2024, 14:36 WIB
sri-lanka-hari-ini-pemilu-presiden-di-tengah-harapan-untuk-pemulihan-ekonomi-pasca-krisis
Seorang warga menunjukkan tinta pemilu di jarinya setelah memberikan suaranya di Kolombo, Sri Lanka, Sabtu, 21 September 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

“Saya pikir korupsi adalah salah satu alasan utama yang membawa negara ke kondisi menyedihkan saat ini. Jadi, pemimpin berikutnya harus fokus pada penghapusan korupsi dan mulai membangun negara,” kata Chandrakumar Suriyaarachchi, seorang pengemudi yang memberikan suara dalam pemilihan ini. “Anak-anak kita berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik.”

Para ahli politik memperkirakan ketidakpuasan yang meluas terhadap penguasa politik lama, yang dianggap bertanggung jawab atas ketidakstabilan ekonomi Sri Lanka, dapat membuat tidak ada kandidat yang memperoleh 50% suara sebagai pilihan pertama. Dalam skenario itu, dua kandidat teratas akan maju ke putaran kedua yang memperhitungkan suara pilihan kedua.

Ada kekhawatiran bahwa jika tidak ada pemenang yang jelas, negara pulau ini dapat terjerumus ke dalam ketidakstabilan lebih lanjut.

Baca Juga: Demi Berhemat di Tengah Krisis, Sri Lanka Pangkas Sepertiga Kekuatan Militernya hingga Tahun 2030

Sri Lanka akan memangkas tentaranya sepertiga menjadi 135.000 personel pada tahun depan dan menjadi 100.000 pada 2030, kata menteri pertahanan Sri Lanka hari Jumat, (13/1/2023) (Sumber: Straits Times)

Visaka Dissanayake, seorang pemilih, berharap Sri Lanka memilih “pemimpin yang kuat, yang akan memimpin jalan pemulihan ekonomi.” “Kami sekarang telah keluar dari situasi yang sangat sulit. Jadi, saya berharap pemulihan ekonomi akan terus berlanjut,” ungkapnya.

Krisis ekonomi Sri Lanka sebagian besar disebabkan oleh pinjaman berlebihan untuk proyek-proyek yang tidak menghasilkan pendapatan.

Dampak pandemi Covid-19 dan keinginan pemerintah untuk menggunakan cadangan devisa yang terbatas untuk mendukung mata uang, rupee, memperburuk kejatuhan ekonomi.

Kejatuhan ini menyebabkan kelangkaan parah akan kebutuhan dasar seperti obat-obatan, makanan, gas memasak, dan bahan bakar, yang membuat masyarakat menghabiskan berhari-hari menunggu untuk mendapatkannya.

Hal ini memicu kerusuhan di mana para pengunjuk rasa mengambil alih gedung-gedung penting, termasuk rumah presiden, kantor presiden, dan kantor perdana menteri, yang memaksa mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara dan mengundurkan diri.

Wickremesinghe terpilih melalui pemungutan suara parlemen pada Juli 2022 untuk melanjutkan sisa masa jabatan lima tahun Rajapaksa.

Kini, Wickremesinghe berusaha untuk memperkuat pencapaian yang telah diraih. Namun, banyak yang menuduhnya melindungi anggota keluarga Rajapaksa, yang mereka anggap sebagai penyebab krisis ekonomi.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x