"Penggunaan perangkat komunikasi sipil sebagai senjata untuk menyebarkan teror di kalangan warga sipil adalah kejahatan perang," kata Türk. "Metode perang ini mungkin baru dan tidak biasa, tetapi hukum kemanusiaan internasional tetap berlaku dan harus ditegakkan," ujarnya dengan tegas.
Turk juga memperingatkan bahwa ledakan-ledakan ini dapat membuka kotak Pandora, di mana pemerintah dan kelompok ekstremis bisa menggunakan perangkat komunikasi untuk menargetkan dan membunuh warga sipil di mana saja, termasuk di kereta, pesawat, atau tempat umum lainnya.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Murka dengan Ledakan Alat Komunikasi di Lebanon: Ini Seruan Perang
Pernyataan Tajam dari Iran dan Negara-negara Lain
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menegaskan bahwa "Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan mengerikan ini" dan mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengejar pertanggungjawaban atas serangan yang juga melukai duta besar Iran untuk Lebanon, yang matanya cedera dalam ledakan pada hari Selasa.
Iravani menambahkan bahwa serangan terhadap rakyat Lebanon ini juga merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan di kawasan, dan meminta agar komunitas internasional tidak mengabaikan peran negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, yang terus-menerus mendukung tindakan agresi Israel.
Di sisi lain, Rosemary DiCarlo, Kepala Politik PBB, memperingatkan bahwa ledakan ini, ditambah dengan lebih dari 11 bulan pertumpahan darah di Gaza dan serangan harian di perbatasan Israel-Lebanon, menimbulkan risiko besar terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan. DiCarlo mendesak semua pihak untuk menahan diri dan meminta negara-negara yang memiliki pengaruh agar segera menggunakan kekuasaannya untuk menghentikan kekerasan yang semakin tak terkendali.
Sebelumnya, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mendesak Israel dan Hizbullah untuk segera kembali pada penghentian permusuhan yang ada sebelum serangan 7 Oktober oleh Hamas dan kampanye militer Israel yang kejam di Gaza. Ia memperingatkan bahwa "kawasan ini berada di ambang bencana" dan solusi diplomatik harus segera diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Ledakan Walkie-Talkie: Teror yang Terus Berlanjut
Gelombang ledakan kedua dilaporkan terjadi di Beirut dan beberapa wilayah Lebanon pada hari Rabu, 18 /9/2024, kata pejabat Hizbullah dan media pemerintah. Ledakan-ledakan ini melibatkan walkie-talkie dan bahkan peralatan tenaga surya yang meledak, sehari setelah ratusan pager meledak bersamaan. Setidaknya sembilan orang tewas dan 300 lainnya terluka, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.
Seorang pejabat Hizbullah yang berbicara kepada AP mengatakan bahwa perangkat radio dua arah yang digunakan oleh kelompok tersebut meledak. Sementara itu, agensi berita resmi Lebanon melaporkan bahwa sistem tenaga surya di rumah-rumah di beberapa wilayah Beirut dan Lebanon selatan juga meledak, melukai setidaknya seorang gadis kecil.
Ancaman Perang Total: Israel Menarik Pelatuk Senjata
Serangan yang diduga dilakukan Israel ini telah membangkitkan kembali ketakutan bahwa konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Hizbullah dapat berujung pada perang besar. Menteri Kesehatan Lebanon juga mengungkapkan bahwa 12 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam ledakan pada hari Selasa dan lebih dari 2.800 orang terluka. Ribuan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak di berbagai lokasi umum, seperti rumah, mobil, toko, bahkan kafe.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.