Serangan pada Jumat itu menjadi yang pertama menghantam Beirut sejak Juli lalu.
Ketika itu, komandan Hizbullah lainnya, Fuda Shukr terbunuh.
Terkait serangan Jumat, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan Aqil, seorang komandan di pasukan elite Hizbullah, Radwan, telah terbunuh.
Ia mengatakan, Aqil terbunuh bersama anggota operasi senior lainnya pada staf Hizbullah, serta komandan Radwan lainnya.
“Mereka berkumpul di bawah tanah di bawah gedung berpenduduk di jantung lingkungan Dahiyah, bersembunyi di antara warga sipil Lebanon, menggunakan mereka sebagai tameng manusia,” katanya.
Hagari beralasan orang-orang yang terbunuh itu merencanakan serangan “Conquer the Galilee”, di mana Hizbullah berniat masuk ke komunitas Israel, dan membunuh warga sipil tak bersalah.
Rencana tersebut sebelumnya dilaporkan militer Israel pada 2018, ketika IDF mengatakan telah memblokade terowongan yang digali Hizbullah untuk memasuki wilayah Israel, menculik serta membunuh warga sipil.
Aqil sendiri juga menjadi buruan Amerika Serikat (AS), setelah pada April Washington menawarkan hadiah bagi informasi yang berujung identifikasi, lokasi, penangkapan dan pendakwaannya.
Baca Juga: Respons Menyeramkan Iran ke Israel atas Ledakan Alat Komunikasi di Lebanon Tewaskan Puluhan Orang
Ia diinginkan AS karena diduga memiliki hubungan dan senioritas di dalam Hizbullah, kelompok yang digamnbarkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, Inggris dan sekutunya.
Aqil sendiri pada 1980-an, diduga sebagai anggota kelompok yang melakukan pengeboman ke kedutaan besar AS di Beirut dan barak marinir, membunuh ratusan orang.
Hizbullah sendiri sambil mengonfirmasikan kematian Aqil di media sosial, menggambarkan sosoknya sebagai salah satu jihadis hebat.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.