Sedikitnya 12 orang tewas akibat ledakan pager, termasuk empat tenaga medis, seorang bocah perempuan 8 tahun, dan anak laki-laki berusia 11 tahun.
Menurut tiga pejabat yang dikutip The New York Times, perangkat-perangkat itu diprogram untuk berbunyi selama beberapa detik sebelum meledak.
Hizbullah menuduh Israel sebagai pelaku serangan ini, tetapi rincian mengenai operasi ini belum diungkap.
Israel belum memberikan komentar atau mengakui keterlibatannya. Pejabat-pejabat tersebut berbicara secara anonim mengingat sensitivitas operasi ini.
Baca Juga: Terseret Konflik Timur Tengah gara-gara Ledakan Pager, Perusahaan Taiwan Bantah Produksi Pager
Para ahli keamanan siber independen yang menganalisis rekaman serangan tersebut mengatakan kekuatan dan kecepatan ledakan menunjukkan bahan peledak yang digunakan sangat khusus.
Mikko Hypponen, spesialis riset di perusahaan perangkat lunak WithSecure dan penasihat kejahatan siber di Europol, menyatakan pager-pager tersebut berkemungkinan telah dimodifikasi untuk menyebabkan jenis ledakan tertentu.
Hal itu menunjukkan bahan peledak yang digunakan lebih dari sekadar baterai.
Keren Elazari, analis keamanan siber Israel dan peneliti di Universitas Tel Aviv, mengeklaim serangan ini menargetkan Hizbullah di titik terlemahnya.
Pada awal 2024, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, sangat membatasi penggunaan telepon seluler, yang dianggap rentan terhadap pengawasan.
“Serangan ini mengenai titik terlemah mereka karena mereka menghilangkan sarana komunikasi utama,” kata Elazari.
“Kami telah melihat perangkat seperti pager menjadi target sebelumnya, tetapi tidak dalam serangan yang begitu canggih.”
Lebih dari 3.000 pager dipesan dari Gold Apollo di Taiwan dan didistribusikan kepada anggota Hizbullah di seluruh Lebanon, dengan beberapa mencapai sekutu Hizbullah di Iran dan Suriah.
Serangan Israel mempengaruhi pager-pager yang dalam keadaan menyala dan menerima pesan.
Sumber : The New York Times, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.