PRAHA, KOMPAS.TV – Ketua Komite Militer NATO Laksamana Rob Bauer menyatakan Ukraina punya hak legal dan militer yang kuat untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia demi keuntungan tempur.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan beberapa sekutu Amerika Serikat (AS). Meskipun pemerintahan Presiden AS Joe Biden masih enggan mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk tujuan tersebut.
"Setiap negara yang diserang punya hak untuk membela diri. Hak itu tidak berhenti di perbatasan negara sendiri," kata Bauer dalam penutupan pertemuan tahunan komite tersebut, Sabtu (14/9/2024).
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal CQ Brown.
Bauer, yang berasal dari Belanda, menambahkan setiap negara berdaulat punya hak membatasi penggunaan senjata yang mereka kirimkan ke Ukraina.
Namun, Letnan Jenderal Karel Řehka, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ceko yang berdiri di samping Bauer, menegaskan negaranya tidak membatasi penggunaan senjata oleh Ukraina.
Baca Juga: Petinggi NATO: Perang Rusia-Ukraina Ancam Tatanan Dunia
"Kami percaya bahwa orang-orang Ukraina sendiri yang harus memutuskan bagaimana menggunakan senjata tersebut," ujar Řehka.
Komentar ini muncul saat Biden mempertimbangkan untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh buatan AS guna menyerang Rusia. Hal ini menunjukkan adanya perpecahan di antara sekutu-sekutu NATO terkait masalah tersebut.
Biden baru-baru ini bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, setelah kunjungan menteri luar negeri masing-masing ke Ukraina, yang mendesak pelonggaran pembatasan penggunaan senjata.
Menurut pejabat AS yang enggan disebut namanya, Starmer sedang mencari persetujuan Biden untuk memungkinkan Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris dalam serangan yang lebih dalam ke Rusia.
Persetujuan Biden mungkin diperlukan karena beberapa komponen rudal tersebut dibuat di AS.
Meski diskusi soal dukungan tambahan bagi Ukraina menjadi topik utama dalam pertemuan kepala militer NATO, tidak jelas apakah debat tentang pembatasan senjata AS turut dibahas.
Banyak negara Eropa sangat mendukung Ukraina, sebagian karena khawatir akan menjadi korban berikutnya dari Rusia yang semakin kuat.
Baca Juga: Ukraina Kembali Desak Barat agar Izinkan Serangan Jarak Jauh ke Wilayah Rusia
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.