WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) tampaknya berusaha menggoyang Presiden Vladimir Putin dengan kembali memberi sanksi ke perusahaan media negara itu.
Namun, sanksi itu langsung mendapat ejekan dari otoritas Rusia. Kali ini, AS memberi sanksi baru terhadap media Rusia, RT.
Baca Juga: Tegang, Agen Rahasia Rusia Cabut Akreditasi 6 Diplomat Inggris karena Dituduh Mata-Mata
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh RT sebagai cabang de facto dari aparat intelijen Rusia.
Dikutip dari BBC Internasional, Blinken mengatakan pada Jumat (13/9/2024), RT merupakan bagian dari jaringan media yang didukung Rusia, yang berusaha secara diam-diam merusak demokrasi di AS.
Blinken menambahkan bahwa Pemerintah Rusia telah tertanam di RT, yaitu unit dengan kemampuan operasional siber dan memiliki hubungan dengan intelijen Rusia.
RT pun menyiarkan langsung pernyataan Blinken di media sosial X, dan menyatakannya sebagai teori konspirasi terbaru AS.
Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga menanggapinya dengan ejekan.
Ia mengatakan seharusnya ada profesi baru di AS, yaitu spesialisasi memberikan sanksi ke Rusia.
Pemimpin Redaksi RT Margarita Simonyan yang sudah disanksi AS pekan lalu, merespons tuduhan AS berusaha mempengaruhi pemilihan di AS.
Ia mengatakan bahwa AS merupakan guru terbaik, menambahkan bahwa banyak staf RT belajar di AS, dan dengan pembiayaan AS.
Departemen Luar Negeri AS menuduh RT telah melakukan operasi informasi, pengaruh rahasia, dan pengadaan militer di negara-negara Eropa, Afrika, Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Blinken juga menuduh RT telah menjalankan pengumpulan dana online untuk membeli baju baja, senapan sniper, drone, dan peralatan lainnya untuk tentara Rusia yang bertempur di Ukraina,.
Menurutnya, jaringan tersebut juga telah mempengaruhi politisi Moldova untuk berkoordinasi dengan intelijen Rusia jelang pemilihan presiden pada Oktober 2024.
AS sendiri telah mendakwa dua pegawai RT karena tuduhan berusaha mengganggu pemilihan presiden AS tahun ini.
Namun, pejabat AS mengatakan bahwa RT memiliki peran besar dalam upaya Rusia dalam melemahkan demokrasi.
Media Rusia itu pun merespons dengan mengejek tuduhan pemerintah AS tersebut.
Baca Juga: Putin Murka, Bakal Perangi NATO jika Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh ke Dalam Rusia
“(Pemilu AS) 2016 sudah berlalu dan mereka ingin klise-klise tersebut kembali,” bunyi pernyataan RT
“Tiga hal yang pasti dalam hidup. Kematian, pajak dan pengaruh RT dalam pemilu AS,” ujarnya mengejek.
Sebelumnya pada 2016, Rusia dilaporkan mencampuri pemilihan presiden AS, yang kemudian dimenangkan oleh Donald Trump.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.