Ia menambahkan, dugaan sementara menunjukkan bahwa Global Ikhwan memanfaatkan sentimen agama untuk mengeksploitasi anak-anak dan mengumpulkan donasi.
Investigasi lebih lanjut mengungkapkan, anak-anak tersebut merupakan keturunan anggota Global Ikhwan, yang ditempatkan di rumah-rumah sosial tersebut oleh orangtua mereka sejak bayi.
Global Ikhwan didirikan oleh Ashaari Mohamad, mantan pemimpin sekte Al-Arqam, yang dilarang oleh pemerintah Malaysia pada tahun 1994 karena ajarannya dianggap sesat.
Setelah kematian Ashaari pada tahun 2010, Global Ikhwan mengalami beberapa kali rebranding.
Namun kelompok ini masih berada di bawah pengawasan otoritas agama Islam terkait dugaan keterlibatan dalam ajaran Al-Arqam.
Dalam pernyataan resminya pada Rabu, Global Ikhwan membantah tuduhan eksploitasi anak.
Namun, mereka tidak memberikan komentar terkait tuduhan pelecehan seksual.
“Perusahaan tidak akan mentoleransi kegiatan apapun yang melanggar hukum, terutama terkait eksploitasi anak sebagai pekerja,” tulis mereka dalam pernyataan tersebut.
Global Ikhwan diketahui terlibat dalam berbagai bidang usaha, termasuk makanan dan minuman, media, kesehatan, perjalanan, dan properti.
Mereka mempekerjakan lebih dari 5.000 orang dan memiliki cabang di 20 negara, termasuk jaringan restoran di London, Paris, Australia, dan Dubai.
Saat ini, pihak kepolisian Malaysia masih melanjutkan penyelidikan dan anak-anak yang telah diselamatkan akan menjalani pemeriksaan medis secara menyeluruh.
Otoritas juga memastikan bahwa para korban akan mendapatkan perlindungan serta bantuan lebih lanjut untuk memulihkan trauma yang dialami.
Baca Juga: Momen Menhan Prabowo Bertemu Raja Malaysia, Bahas Soal Hal Ini
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.