Kompas TV internasional kompas dunia

Waduh, Jenderal China Bertekad Hancurkan Setiap Campur Tangan Asing di Laut China Selatan

Kompas.tv - 12 September 2024, 18:05 WIB
waduh-jenderal-china-bertekad-hancurkan-setiap-campur-tangan-asing-di-laut-china-selatan
Letjen He Lei di Xiangshan Forum, Kamis (12/9/2024). Kami dari Tentara Pembebasan Rakyat China akan dengan tegas menghancurkan setiap upaya asing yang bermusuhan terhadap hak-hak teritorial, kedaulatan, dan maritim China, tegas Letjen He. (Sumber: The China Project)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

BEIJING, KOMPAS.TV - Seorang jenderal China menegaskan akan "menghancurkan" setiap upaya asing yang memasuki wilayah kedaulatannya, termasuk di Laut China Selatan. 

Pernyataan ini disampaikan oleh seorang pejabat senior militer Beijing, Letjen He Lei, pada Kamis (12/9/2024) di sela-sela forum pertahanan.

Ketegangan antara Washington dan Beijing terus meningkat terkait pendekatan agresif China di wilayah-wilayah maritim yang dipersengketakan, termasuk Laut Cina Selatan. 

Dalam beberapa bulan terakhir, kapal-kapal China terlibat dalam sejumlah konfrontasi dengan kapal-kapal Filipina di perairan tersebut. 

Meski demikian, Beijing tetap mengeklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, meskipun pengadilan internasional telah memutuskan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Berbicara kepada sekelompok kecil jurnalis, termasuk dari AFP, di Forum Xiangshan, Letnan Jenderal He Lei dari Angkatan Darat China mengatakan, "Kami berharap Laut China Selatan akan tetap menjadi lautan perdamaian."

Namun, lanjutnya, "Jika Amerika Serikat (AS) bergerak di balik layar, mendorong negara-negara lain ke garis depan, atau jika AS sendiri masuk ke garis depan, maka kami dari Tentara Pembebasan Rakyat China tidak akan punya kesabaran."

"Kami dari Tentara Pembebasan Rakyat China akan dengan tegas menghancurkan setiap upaya asing yang bermusuhan terhadap hak-hak teritorial, kedaulatan, dan maritim China dengan tekad yang kuat, kehendak yang kokoh, kapabilitas yang tangguh, dan sarana yang efektif," tegas Letjen He.

Baca Juga: Rusia Mulai Latihan Militer Raksasa Bareng China, Libatkan 400 Kapal, 120 Jet Tempur, 90.000 Tentara

Jet tempur China J-15 yang setara Su-33 Rusia lepas landas dari Kapal Induk Liaoning, juga ditengarai akan memperkuat kapal induk Type-003 yang akan selesai dibangun. (Sumber: Wikipedia/Japan Defence Ministry)

Pada 11 September, China dan Filipina mengadakan pembicaraan "terbuka" mengenai masalah Laut China Selatan, terutama terkait terumbu yang menjadi titik panas perselisihan antara kedua negara.

"Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan diskusi mengenai area kerja sama, khususnya dalam hal mekanisme hotline, kerja sama penjaga pantai, serta kerja sama ilmiah dan teknologi maritim," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Filipina.

Kerja Sama ‘Win-Win’

Pada 12 September, Letjen He juga menyatakan bahwa penyelesaian ketegangan antara Beijing dan Washington terkait Laut China Selatan "bergantung pada AS."

Ia mengonfirmasi bahwa Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS, Michael Chase, akan menghadiri Forum Xiangshan di Beijing minggu ini.

"Saya berharap selama kunjungannya, selama pertemuannya di sini, Michael Chase akan lebih banyak mendengar suara-suara dari China dan militer China," ujarnya.

"Pesan yang kami kirimkan kepada AS adalah bahwa kami ingin kedua negara dan militer kita menjadi mitra, menjadi teman. Kami ingin menjalin hubungan China-AS yang mengedepankan kerja sama win-win," lanjutnya.

Baca Juga: Beijing: Arab Saudi Jadi Prioritas Diplomasi China di Timur Tengah

Kapal penjaga pantai China yang bersliweran di Laut China Selatan. (Sumber: Straits Times)

"Kami ingin AS berkontribusi lebih banyak untuk perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional maupun global," tambahnya.

Puluhan delegasi hadir di Beijing pada 12 September untuk mengikuti Forum Xiangshan, yang disebut sebagai jawaban China atas pertemuan tahunan "Shangri-La" di Singapura. 

Forum ini diharapkan akan dihadiri oleh lebih dari 500 perwakilan dari lebih 90 negara dan organisasi internasional, menurut keterangan penyelenggara.

Pidato resmi dijadwalkan pada 13 September, saat upacara pembukaan forum berlangsung. 

Wakil militer dari Rusia, Pakistan, Singapura, Iran, Jerman, dan lainnya akan berpartisipasi dalam diskusi meja bundar.


 

 




Sumber : Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x