Laura Furones, penasihat senior Kampanye Pembela Tanah dan Lingkungan di Global Witness, menyoroti tingginya angka kematian tersebut.
"Jumlah pembunuhan ini masih sangat mengkhawatirkan dan tidak dapat diterima," tegas Furones, yang juga menjadi penulis utama laporan tersebut, dikutip dari Anadolu.
Ia mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi para pembela lingkungan dan menangani akar penyebab kekerasan terhadap mereka.
“Saat krisis iklim semakin parah, mereka yang berani menggunakan suaranya untuk membela planet kita justru dihadapkan pada kekerasan, intimidasi, dan pembunuhan,” tambahnya.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Brasil: Banjir Besar Sepekan Tewaskan 75 Orang, Jalan Tergenang dan Jembatan Runtuh
Aktivis Lingkungan di Seluruh Dunia Terancam
Laporan tersebut juga mengungkapkan penindasan terhadap para aktivis lingkungan di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat, di mana undang-undang semakin sering digunakan sebagai senjata untuk melawan para pembela lingkungan.
Hukuman berat semakin sering dijatuhkan kepada mereka yang berperan dalam protes iklim.
Angka terbaru tersebut menambah total pembela lingkungan yang terbunuh dari 2012 hingga 2023 menjadi 2.106 orang.
Ini menjadi tahun kedua berturut-turut di mana Kolombia mencatat jumlah pembunuhan tertinggi di dunia, dengan 79 korban pada 2023, disusul Brasil, Meksiko, dan Honduras.
Sumber : Global Witness/Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.