Di tengah berlangsungnya aksi protes, Michel Barnier menjalankan tugas perdananya sebagai Perdana Menteri dengan mengunjungi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Necker, Paris.
Dalam kesempatan tersebut, Barnier berjanji untuk mendengarkan keluhan publik, terutama terkait sektor layanan publik yang dinilai banyak mengalami tekanan.
Barnier, yang saat ini masih dalam proses menyusun kabinetnya, menghadapi tantangan besar untuk menavigasi politik Prancis yang terpecah belah.
Hasil pemilu legislatif Juli lalu meninggalkan parlemen yang terfragmentasi, dengan blok sayap kiri, kanan, dan Macron yang sama-sama kuat, namun tanpa mayoritas yang jelas.
Jordan Bardella, pemimpin partai sayap kanan National Rally (RN), juga turut memberikan peringatan kepada Barnier.
Dalam pidatonya di Chalons-en-Champagne, Bardella menuntut agar Barnier memasukkan agenda partainya, terutama dalam hal keamanan nasional dan imigrasi.
"Barnier berada di bawah pengawasan kami," katanya.
Barnier, yang kini berusia 73 tahun, menggantikan Gabriel Attal, perdana menteri termuda dalam sejarah Republik Kelima Prancis.
Attal, yang berusia 34 tahun saat diangkat, terpaksa mengundurkan diri setelah Macron dan partai sentrisnya menderita kekalahan besar dalam pemilu Juli lalu.
Baca Juga: Serbia Borong 12 Jet Tempur Rafale dari Prancis Senilai Rp45,09 Triliun, Mirip Pesanan Indonesia
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.