Pemerintah telah berupaya mengurangi kepadatan di penjara tersebut dengan membebaskan puluhan tahanan dalam beberapa bulan terakhir.
Menteri Shabani Lukoo menyatakan, situasi di penjara Makala telah kembali tenang setelah insiden pelarian tersebut.
Ia juga mengadakan rapat krisis bersama layanan pertahanan dan keamanan untuk membahas langkah-langkah penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, Menteri Kehakiman Constant Mutamba mengecam insiden tersebut sebagai "tindakan sabotase yang disengaja."
Menurut Mutamba, upaya sabotase ini dilakukan untuk merusak usaha pemerintah dalam memperbaiki kondisi penjara di negara itu.
“Investigasi sedang berlangsung untuk mengidentifikasi dan memberikan hukuman berat kepada mereka yang menginisiasi tindakan sabotase ini. Mereka akan menerima respons yang tegas,” kata Mutamba dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga mengumumkan larangan transfer narapidana dari penjara Makala.
Lalu merencanakan pembangunan penjara baru sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi kepadatan di penjara tersebut.
Meskipun sempat beredar spekulasi tentang adanya serangan dari luar penjara, Wakil Menteri Kehakiman Mbemba Kabuya menyatakan, upaya pelarian ini diatur dari dalam penjara oleh tahanan yang berada di salah satu blok.
Jalan menuju penjara sempat ditutup pasca serangan, sementara pihak berwenang membentuk panel untuk menyelidiki insiden tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar dari Presiden Republik Demokratik Kongo, Felix Tshisekedi terkait insiden ini.
Presiden Tshisekedi saat ini sedang melakukan kunjungan resmi ke China.
Baca Juga: Soal Tembak-menembak di Ibukota Kongo, Militer Nyatakan Itu Kudeta Gagal dan Pelaku Ditangkap
Sumber : Associated Press/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.