Kompas TV internasional kompas dunia

Zelenskyy Pecat Panglima AU Setelah F-16 Mereka Jatuh, Diduga karena Ditembak Kawan Sendiri

Kompas.tv - 31 Agustus 2024, 15:23 WIB
zelenskyy-pecat-panglima-au-setelah-f-16-mereka-jatuh-diduga-karena-ditembak-kawan-sendiri
Jet tempur F-16 Angkatan Udara Ukraina terbang di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, Minggu, 4 Agustus 2024. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memecat Panglima Angkatan Udara negara itu, Letnan Jenderal Mykola Oleshchuk, pada Jumat, 30 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Zelenskyy Pamer Jet Tempur F-16 Baru untuk Lawan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen duduk di dalam jet tempur F-16 di Pangkalan Udara Skrydstrup di Vojens, Denmark, Minggu, 20 Agustus 2023. (Sumber: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix via AP)

Zelenskyy menunjukkan serangan di Kharkiv sebagai bukti lebih lanjut bahwa mitra-mitra Barat seharusnya menghapuskan pembatasan tentang sasaran militer Ukraina dengan senjata yang disumbangkan.

"Serangan di Kharkiv ini tidak akan terjadi jika pasukan pertahanan kami memiliki kemampuan untuk menghancurkan penerbangan militer Rusia di pangkalan mereka. Kami membutuhkan keputusan tegas dari mitra kami untuk menghentikan teror ini," kata Zelenskyy.

F-16 adalah salah satu senjata yang bisa digunakan untuk menyerang pangkalan Rusia di belakang garis depan.

Oleshchuk mengatakan di Telegram bahwa "analisis mendalam" sedang dilakukan untuk memahami mengapa jet F-16 tersebut jatuh pada hari Senin, ketika Rusia meluncurkan serangan besar-besaran dengan misil dan drone ke Ukraina.

"Kami harus dengan hati-hati memahami apa yang terjadi, apa keadaannya, dan siapa yang bertanggung jawab," tulis Oleshchuk dalam postingan tersebut sesaat sebelum dirinya dipecat.

Kecelakaan ini merupakan laporan pertama tentang kehilangan pesawat F-16 di Ukraina, di mana pesawat tempur tersebut baru tiba akhir bulan lalu. Diperkirakan setidaknya enam unit telah dikirim oleh negara-negara Eropa.

Analis militer mengatakan pesawat tersebut tidak akan menjadi pengubah permainan dalam perang ini, mengingat kekuatan besar angkatan udara Rusia dan sistem pertahanan udara yang canggih.

Namun, pejabat Ukraina menyambut baik kedatangan jet supersonik ini, yang bisa membawa senjata modern yang digunakan oleh negara-negara NATO, karena menawarkan kesempatan untuk membalas dominasi udara Rusia.

Baca Juga: Uni Eropa Desak Negara Pemasok Senjata Izinkan Ukraina Menyerang Jauh ke dalam Wilayah Rusia

Sistem rudal permukaan-ke-udara jarak menengah Buk-2M milik Angkatan Darat Rusia menembaki target udara di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, 25/8/2024 (Sumber: AP Photo )

Di lapangan, tentara Rusia terus membuat kemajuan lambat namun stabil dalam upaya mereka menembus Ukraina timur, sementara pasukan Ukraina mempertahankan posisi di wilayah perbatasan Kursk di Rusia barat setelah serangan baru-baru ini.

Institute for the Study of War mengatakan bahwa Ukraina kemungkinan akan kehilangan sebagian peralatan militer yang disediakan oleh Barat dalam pertempuran ini.

Namun, lembaga pemikir yang berbasis di Washington itu menambahkan bahwa "kehilangan dalam jumlah terbatas F-16 dan pilot yang sudah dilatih akan berdampak besar" pada kemampuan Ukraina untuk mengoperasikan F-16 "sebagai bagian dari payung pertahanan udara gabungan atau dalam peran dukungan udara-ke-darat."

Dalam perkembangan lainnya, para menteri pertahanan Uni Eropa sepakat di Brussels untuk meningkatkan program pelatihan mereka bagi pasukan Ukraina.

"Hari ini para menteri sepakat untuk menaikkan target menjadi 75.000, menambah 15.000 lagi pada akhir tahun ini," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.

"Pelatihan harus dipersingkat dan disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan Ukraina," kata Borrell. Dia menambahkan bahwa Uni Eropa akan mendirikan "sel koordinasi dan penghubung" kecil di ibu kota Ukraina, Kyiv, untuk membuat upaya pelatihan lebih efektif.

Sejauh ini, 60.000 tentara telah mengikuti skema pelatihan yang dilakukan di luar Ukraina.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x