“Arti penting dari hal ini adalah Hamas tak akan menyetujuinya, sehingga tak akan ada kesepakatan dan tidak akan ada sandera yang dibebaskan,” kata Gallant pada transkrip itu.
Netanyahu pun langsung membalas perkataan Gallant dengan keras.
“Ini adalah keputusannya,” ujar PM Israel.
Menteri Urusan Strategis Ron Dermer kemudian mendorong agar pemungutan suara dilakukan terhadap peta-peta yang disampaikan IDF, pekan lalu kepada para mediator di Kairo, Mesir.
Namun, Gallant mengklaim bahwa Netanyahu telah memaksakan posisinya terhadap lembaga keamanan, dan bahwa peta-peta yang disajikan IDF bertentangan dengan pendiriannya.
“Saya memaksakan? Saya memaksakan?” jawab” Netanyahu.
“Tentu saja Anda melakukannya. Mereka memiliki rencana sendiri. Anda menjalankan negosiasi sedirian sejak kabinet perang dibubarkan (pada Juni),” ujar Gallant
“Kami mengetahui keputusan itu, hanya setelah mengetahui faktanya. Para negosiator menggambarkan peta seperti yang Anda inginkan, tetapi mereka memiliki posisi berbeda,” ujarnya.
Netanyahu kemudian memukul meja, meminta pemilihan suara segera dilakukan untuk peta Philadephi.
Kepala Staf IDF Herzi Halevi pun mengungkapkan kekhawatiran mengenai strategi Netanyahu.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Kecam Serangan Militer Israel terhadap Pekerja Kemanusiaan
“IDF akan tahu bagaimana cara masuk dan keluar dari Koridor Philadelphi pada akhir dari enam pekan gencatan senjata,” katanya.
“Ada banyak kendalan dalam pembicaraan, Anda tak perlu menambahkannya lagi,” ucap Halevi.
Direktur Mossad David Barnea, yang memimpin tim negosiasi Israel juga mendukung ucapan Halevi dan Gallant.
“Tak masuk akal melakukan pemungutan suara sekarang. Saat ini, negosiasi tengah fokus pada hal lain, dan bukan Koridor Philadelphi,” tuturnya.
Sumber : The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.