“Saya tak bisa mengabaikan apa yang terjadi di sini selama 24 jam terakhir, mengambil kata-kata saya di luar konteks,” tulisnya di media sosial tersebut dikutip dari Middle East Eye.
“Mereka (Hamas) tidak memukuli saya saat disandera, mereka juga tidak memotong rambut saya. Saya terluka karea tertiban dinding karena serangan pilot Angkatan Udara (Israel),” tambahnya.
“Sebagai korban dari 7 Oktober, saya menolak menjadi korban lagi oleh media,” tegasnya.
Argamani, 26 tahun, merupakan satu dari empat sandera Israel yang diselamatkan dalam serangan Israel ke kamp pengungsian Nuseirat dan Deri Al-Balah di Gaza, Juni lalu.
Serangan Israel itu menewaskan setidaknya 236 rakyat Palestina, paling anyak perempuan dan anak-anak.
Argamani sendiri mengatakan dirinya bisa selamat merupakan suatu keajaiban.
Baca Juga: Israel Hancurkan Zona Aman Kemanusiaan Gaza, Kini Tersisa Hanya 35 km persegi untuk Berlindung
“Merupakan keajaiban saya bisa selamat dari 7 Oktober, dan saya bisa selamat dari pengeboman ini, dan juga saya bisa selamat saat penyelamatan,” tuturnya.
Argamani menambahkan menyelamatkan sandera Israel yang tersisa harus menjadi prioritas utama pemerintahannya.
Saat ini kekasihnya, Avinatan Or, masih dalam tahanan Hamas dan masih ada sekitar 105 orang yang ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang oleh militer Israel dilaporkan telah tewas.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.