Kompas TV internasional kompas dunia

Hamas Tuding Netanyahu Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata Akhir di Gaza

Kompas.tv - 23 Agustus 2024, 21:14 WIB
hamas-tuding-netanyahu-tolak-kesepakatan-gencatan-senjata-akhir-di-gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kiri dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadiri konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Deni Muliya

GAZA, KOMPAS.TV – Seorang pejabat Hamas pada Jumat (23/8/2024) menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata akhir bagi Gaza. 

Salah satu poin utama yang menjadi ganjalan adalah kehadiran pasukan Israel di perbatasan dengan Mesir.

Osama Badran, salah satu pejabat Hamas menegaskan, Netanyahu ngotot mempertahankan pasukan Israel di jalur perbatasan Philadelphi, yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir. 

“Ini menunjukkan bahwa Netanyahu menolak untuk mencapai kesepakatan akhir,” ujarnya dalam pernyataan yang dikutip Al Arabiya.

Sementara itu, juru bicara Netanyahu, Omer Dostri, mengungkapkan bahwa tim Israel saat ini berada di Kairo untuk melakukan negosiasi terkait kesepakatan pembebasan sandera.

Namun, negosiasi ini dilakukan tanpa partisipasi Hamas. 

Di lapangan, situasi tetap memanas. Saksi mata melaporkan adanya pertempuran sengit di wilayah utara Gaza pada Jumat, dengan penembakan artileri berat di bagian tengah dan tembakan tank di sekitar kota Rafah di selatan. 

Militer Israel mengeklaim telah "mengeliminasi puluhan" militan di sekitar Khan Younis dan Deir al-Balah selama 24 jam terakhir.

Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 10 bulan ini telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi warga sipil di Gaza. 

PBB melaporkan, puluhan ribu warga sipil kembali mengungsi pekan ini setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi dari Deir al-Balah dan kota Khan Younis di selatan. 

Baca Juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Diklaim Ingin Jaminan Keselamatannya Masuk di Syarat Gencatan Senjata

Akibatnya, sekitar 90 persen populasi Gaza kini terpaksa mengungsi, dengan sebagian besar dari mereka telah berpindah-pindah tempat tinggal beberapa kali.

“Warga sipil benar-benar kelelahan dan ketakutan, berpindah dari satu tempat yang hancur ke tempat lain, tanpa ada kepastian kapan ini akan berakhir,” kata Muhannad Hadi, koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, pada Kamis (22/8/2024) malam.

Dalam upaya mediasi, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat telah bekerja selama berbulan-bulan untuk mencoba mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Hamas. 

Kunjungan terbaru dari diplomat tinggi AS, Antony Blinken, ke kawasan tersebut minggu ini menekankan pentingnya segera mencapai kesepakatan.

Namun, hingga kini, perdamaian masih jauh dari kenyataan.

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober lalu, yang dipicu oleh serangan Hamas di Israel selatan, jumlah korban terus meningkat. 

Menurut data dari sumber resmi Israel, serangan tersebut menewaskan 1.199 orang, sebagian besar adalah warga sipil. 

Sebagai tanggapan, militer Israel melancarkan serangan balasan yang menewaskan 40.265 warga Palestina di Gaza, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza. PBB menyatakan bahwa sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak.

Dengan situasi yang semakin memanas dan kesepakatan yang masih jauh dari kata sepakat, warga Gaza terus terjebak dalam pusaran kekerasan tanpa akhir yang jelas. 

"Ini bukan cara untuk hidup," kata Haitham Abdelaal, seorang warga Khan Younis yang kini harus kembali mengungsi. 

Baca Juga: Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Runyam, Kapal Induk AS Tiba di Timur Tengah, Siap Dukung Israel




Sumber : Al Arabiya




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x