Kompas TV internasional kompas dunia

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Diklaim Ingin Jaminan Keselamatannya Masuk di Syarat Gencatan Senjata

Kompas.tv - 23 Agustus 2024, 11:30 WIB
pemimpin-hamas-yahya-sinwar-diklaim-ingin-jaminan-keselamatannya-masuk-di-syarat-gencatan-senjata
Pemimpin baru Hamas, Yahya Sinwar. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

KAIRO, KOMPAS.TV - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar diklaim ingin agar jaminan keselamatannya termasuk dalam syarat gencatan senjata dengan Israel.

Negosiasi antara Israel dan Hamas sendiri saat ini terus menemui hambatan, meski para mediator terus mengembuskan kesepakatan akan segera tercapai.

Namun, menurut seorang pejabat Mesir, Sinwar ingin jaminan keselamatannya masuk dalam persyaratan negoasiasi.

Baca Juga: Presiden Ceko: Kesepakatan Damai Ukraina dan Rusia Hanyalah Fantasi

“Sinwar memperlihatkan bahwa keamanan hidup dan kesejahteraannya harus terjamin,” ujar pejabat Mesir itu dilansir dari Fox News.

Pejabat itu mencatat bahwa Sinwar telah menyampaikan pesan saingkat dan jelas untuk menghindari kebingungan saar mereka melewati banyak tangan yang terlibat dalam diskusi itu.

Sinwar sendiri menjadi salah satu sasaran Israel untuk dihabisi.

Ia menjadi pemimpin politik Hamas, setelah kematian Ismail Haniyeh di Teheran, Iran.

Sinwar disebut sebagai otak di balik serangan Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu, yang dilaporkan menyebabkan 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang disandera.

Para pejabat Amerika, Israel, Mesir dan Qatar telah mendorong perundingan gencatan senjata dalam beberapa hari terakhir.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada awal pekan ini menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, telah menerima kesepakatan itu.

Tetapi perwakilan Hamas menemukan bahwa isi perjanjian kesepakatan itu sepenuhnya tak memuaskan.

“Amerika menawarkan janji, bukan garansi,” ujar seorang pejabat Mesir yang namanya tak disebutkan.

“Hamas tak menerima ini, karena secara virtual berarti Hamas akan membebaskan sandera warga sipil dengan penundaan pertempuran selama enam pekan tanpa ada garansi negosiasi gencatan senjata permanen,” ujarnya.

Ia juga mengatakan dalam proposal kesepakatan yang diajukan tidak secara jelas mengatakan Israel akan menarik mundur pasukannya dari dua koridor strategis di Gaza.

Koridor yang dimaksud adalah Koridor Philadelphi yang berbatasan antara Gaza dan Mesir, dan koridor Netzarim di sepanjang wilayah.

Baca Juga: Media Asing Soroti Rakyat Indonesia Berhasil Batalkan Revisi UU Pilkada: berkat Protes Ribuan Orang

Pejabat Mesir itu mengatakan Israel telah menawarkan akan mengurangi pasukannya di Koridor Philadelphi, dengan janji bakal mundur dari wilayah itu.

Mesir sendiri juga menekan Otoritas Palestina (PA) untuk ikut mengurusi masalah Gaza dari penyeberangan Rafah.

Sementara Israel telah menolak proposal Mesir untuk satuan tugas multinasional yang akan mengurus Koridor Philadelphi.




Sumber : Fox News




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x