Kompas TV internasional kompas dunia

Intelijen AS Tuduh Iran Bertanggung Jawab atas Peretasan Kampanye Donald Trump

Kompas.tv - 20 Agustus 2024, 09:28 WIB
intelijen-as-tuduh-iran-bertanggung-jawab-atas-peretasan-kampanye-donald-trump
Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Sumber: AP News)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Intelijen Amerika Serikat (AS) menuduh Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peretasan kampanye calon presiden AS Donald Trump. 

Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional, serta Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA), pemerintah AS untuk pertama kalinya secara terbuka menyebut Iran sebagai dalang di balik peretasan ini. 

Selain mengincar kampanye Trump, Iran juga dituduh mencoba meretas kampanye Wakil Presiden Kamala Harris.

"Kami telah mengamati peningkatan aktivitas agresif Iran selama siklus pemilihan ini, khususnya yang melibatkan operasi pengaruh yang menargetkan publik Amerika dan operasi siber yang menargetkan kampanye Presiden," bunyi pernyataan resmi tersebut dikutip dari The Associated Press, Selasa (20/8/2024).

Tindakan peretasan ini, menurut pejabat federal AS, bertujuan untuk menyebarkan ketidakpercayaan dan memanfaatkan perpecahan yang ada dalam masyarakat Amerika. 

Lebih jauh lagi, Iran dipandang melihat pemilu kali ini sebagai momen yang sangat penting bagi keamanan nasionalnya.

Namun, tuduhan ini segera dibantah oleh perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Iran menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar dan menantang AS untuk menunjukkan bukti konkret. 

“Jika AS dapat memberikan bukti, kami akan menanggapinya dengan sesuai," kata perwakilan Iran tersebut.

Baca Juga: Iran Diperingatkan Qatar Tak Serang Israel Saat Ini, Negosiasi Gencatan Senjata Dipertaruhkan

Tuduhan peretasan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran, terutama setelah serangkaian insiden di Timur Tengah. 

AS saat ini tengah berupaya untuk menghentikan atau setidaknya membatasi serangan balasan yang mungkin dilancarkan Iran terhadap Israel, menyusul pembunuhan pejabat Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran, dan serangan Israel yang menewaskan komandan tertinggi Hezbollah di Beirut bulan lalu.

Pernyataan FBI ini tidak merinci bagaimana AS sampai pada kesimpulan bahwa Iran bertanggung jawab, atau informasi apa saja yang mungkin telah dicuri dari kampanye Trump. 

Namun, dinyatakan bahwa komunitas intelijen AS yakin bahwa Iran menggunakan teknik rekayasa sosial dan upaya lain untuk mendapatkan akses ke individu yang terlibat langsung dengan kampanye presiden dari kedua partai politik.

"Aktivitas semacam itu, termasuk pencurian dan pengungkapan, dimaksudkan untuk memengaruhi proses pemilu AS. Penting untuk dicatat bahwa pendekatan ini bukanlah hal baru. Iran dan Rusia telah menggunakan taktik ini tidak hanya di Amerika Serikat selama siklus pemilu federal ini dan sebelumnya, tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia," tambah pernyataan Intelijen AS.

Sebelumnya, perusahaan teknologi seperti Microsoft dan Google juga melaporkan upaya Iran untuk mengganggu pemilu AS. 

Microsoft dalam laporannya menyebutkan bahwa agen Iran berupaya memalsukan identitas aktivis dan menciptakan berita palsu yang menargetkan pemilih dari berbagai spektrum politik. 

Google juga melaporkan bahwa sejak Mei lalu, kelompok yang terkait dengan Garda Revolusi Iran mencoba menyusup ke akun email pribadi beberapa orang yang terkait dengan Presiden Joe Biden dan Donald Trump. 

Baca Juga: Hacker Terkait Iran Serang Email Pribadi Pejabat Kampanye Trump dan Biden


 

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x