Konflik ini terjadi ketika ketegangan yang telah lama terjadi antara militer Sudan dan RSF akhirnya meledak menjadi pertempuran terbuka di ibu kota Khartoum dan wilayah lainnya.
Pada bulan Juni, RSF juga menyerang ibu kota Provinsi Sennar, Singa, yang berjarak sekitar 350 kilometer dari Khartoum.
Baca Juga: Hampir 100 Orang Tewas usai RSF Serang Desa di Sudan, Warga Minta Dipersenjatai
Mereka menjarah pasar utama kota tersebut dan menguasai rumah sakit utama, memaksa ribuan orang untuk melarikan diri.
Serangan terbaru ini terjadi di tengah upaya diplomatik internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan pembicaraan damai antara militer Sudan dan RSF.
Pembicaraan, yang diboikot oleh militer, dimulai pekan lalu di Swiss. Meskipun RSF mengirim delegasi ke Jenewa, mereka tidak berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
"RSF tetap siap untuk memulai pembicaraan; SAF perlu memutuskan untuk datang," tulis Utusan Khusus AS untuk Sudan, Tom Perriello, di X pada Jumat, menggunakan akronim untuk Angkatan Bersenjata Sudan.
Konflik di Sudan, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong negara ini ke ambang kelaparan, telah ditandai dengan kekejaman yang meliputi pemerkosaan massal dan pembunuhan bermotif etnis yang dianggap sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh PBB dan kelompok hak asasi manusia internasional.
Krisis kemanusiaan di Sudan semakin memburuk, dengan lebih dari 10,7 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran dimulai, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.
Lebih dari 2 juta di antaranya telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.