Dampak komet ini memicu zaman es yang berlangsung selama 1.200 tahun dan menyebabkan kepunahan banyak hewan besar.
Bagi manusia, peristiwa ini mungkin juga menyebabkan perubahan dalam gaya hidup dan pertanian yang berkontribusi pada kemunculan peradaban.
Baca Juga: Kronologi Warga Sragen Temukan Fosil Gading Gajah Purba Berusia 800 Ribu Tahun saat Gali Pondasi
Penemuan ini datang dari sebuah saran yang diterima Sweatman melalui email, yang menunjukkan bahwa simbol berbentuk V pada pilar bisa diartikan sebagai tanda siklus bulan.
Sweatman mengaku sebelumnya tidak menyadari hal ini dan selalu penasaran dengan makna simbol kotak dan V tersebut.
Menurut penelitian Sweatman, setiap simbol berbentuk V mewakili satu hari.
“Interpretasi ini memungkinkan peneliti untuk menghitung kalender matahari dengan 365 hari pada salah satu pilar, terdiri dari 12 bulan lunar ditambah 11 hari ekstra,” jelasnya.
Menurut penelitian, V terakhir di pilar tersebut diwakili oleh V yang dikenakan di leher seekor makhluk mirip burung yang diyakini mewakili rasi bintang titik balik matahari musim panas pada masa itu.
Setelah mengartikan simbol-simbol ini, Sweatman merasa semuanya kini jelas.
Baca Juga: Lengkap! Belajar Sejarah Arkeologi hingga Budaya di Museum Lampung
"Ukiran-ukiran tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kuno mampu mencatat pengamatan mereka terhadap matahari, bulan, dan rasi bintang dalam bentuk kalender matahari, yang digunakan untuk melacak waktu dan menandai perubahan musim,” lanjut dia.
Ia mengakui bahwa walaupun sulit membayangkan bagaimana manusia kuno mengukir tanda-tanda ini, namun penemuan tersebut memberikan wawasan tentang bagaimana mereka memandang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah.
“Yang dapat kita simpulkan adalah bahwa peristiwa ini sangat penting bagi mereka," tandas,” Sweatman.
Sumber : New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.