Pada April lalu, Yordania yang terletak di antara Iran dan Israel, mengeklaim telah mencegat benda terbang yang memasuki wilayah udaranya saat Iran melancarkan serangan balasan pertama langsung dengan drone dan rudal ke Israel.
Serangan itu adalah respons atas dugaan serangan Israel di kedutaan besar Iran di Suriah.
Setelah serangan tersebut, pejabat Yordania, Irak, dan Turki mengungkapkan Iran telah memberikan peringatan dini mengenai aksinya.
Iran berulang kali mengancam akan "menghukum" Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh.
“Yordania akan mencegat semua objek yang memasuki wilayah udara kami atau yang kami anggap sebagai ancaman bagi kami dan warga kami,” tegas Safadi.
Baca Juga: Analis Politik Sebut Yordania dan Sekutu AS Bujuk Iran agar Tidak Balas Israel, tapi Gagal
Iran pada Sabtu mengungkapkan keinginannya untuk tidak mempengaruhi pembicaraan gencatan senjata di Gaza dengan rencana serangan balasan terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh.
Misi permanen Iran di PBB menyatakan mencapai gencatan senjata permanen di Gaza adalah prioritas utama, dan Teheran akan menerima kesepakatan yang disetujui oleh Hamas.
Pernyataan tersebut mengecam pembunuhan Haniyeh di Teheran sebagai "pelanggaran terhadap keamanan nasional dan kedaulatan Iran," dan menegaskan hak Iran untuk membela diri sambil berharap responsnya tidak mengganggu upaya gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Sementara pada Kamis (8/8/2024) lalu pemimpin Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat meminta agar pembicaraan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas dilanjutkan.
Rencananya, pembicaraan tersebut akan dilaksanakan pada Rabu atau Kamis depan di Doha atau Kairo.
Sumber : Anadolu/The Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.