MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia mengumumkan keadaan darurat tingkat federal di wilayah Kursk pada Jumat (9/8/2024) setelah serangan besar-besaran dari pasukan Ukraina yang menyeberang ke wilayah Rusia.
Keadaan darurat di Kursk ditetapkan empat hari setelah ratusan tentara Ukraina menyerbu wilayah Rusia, dalam serangan yang disebut sebagai aksi terbesar di tanah Rusia sejak perang dimulai.
Pemerintah Rusia langsung merespons dengan mengirimkan bala bantuan militer, termasuk kendaraan berat dan pasukan tambahan, untuk menghadapi serangan tersebut.
Gubernur sementara Kursk, Alexei Smirnov, menyatakan bahwa situasi operasional di wilayah tersebut tetap sulit.
Pihak berwenang juga telah mulai mengevakuasi warga yang terdampak konflik, dengan lebih dari 3.000 orang telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Sumber dari Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pertempuran terjadi di pinggiran barat kota Sudzha, sekitar 10 kilometer dari perbatasan.
Kota ini merupakan titik penting dalam jaringan pipa gas alam Rusia, yang menambah urgensi dalam mempertahankan wilayah tersebut dari serangan Ukraina.
Di tengah eskalasi Kursk serangan rudal yang diluncurkan dari pesawat Rusia menghantam sebuah mal di Kostiantynivka, Ukraina, menewaskan setidaknya 12 orang dan melukai 44 lainnya.
Mal tersebut terletak di kawasan pemukiman dan sedang ramai oleh pengunjung ketika serangan terjadi. Tebal asap hitam membumbung tinggi dari lokasi kejadian.
"Ini adalah serangan yang disengaja terhadap tempat yang ramai, tindakan teror lain oleh Rusia," ujar kepala wilayah Donetsk, Vadym Filashkin, melalui pesan di Telegram dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: Ukraina Luncurkan Serangan Mengejutkan ke Wilayah Kursk Rusia, Pertempuran Besar Terjadi
Serangan ini bukanlah yang pertama kalinya menghantam Kostiantynivka. Pada September tahun lalu, sebuah pasar terbuka di kota yang sama diserang rudal Rusia, menewaskan 17 orang.
Situasi di Kursk
Meskipun serangan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan publik Rusia, pemerintah Ukraina memilih untuk tidak memberikan komentar langsung terkait insiden tersebut.
Namun, penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Myhailo Podolyak, mengindikasikan bahwa serangan ini akan memperkuat posisi Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia.
Seorang analis pertahanan dari Chatham House, London, Mathieu Boulegue, menyatakan bahwa serangan Ukraina di Kursk menunjukkan adanya tujuan militer yang jelas, meskipun belum diungkapkan secara terbuka.
"Serangan ini juga menjadi simbol besar bahwa perang tidak beku, tetapi justru semakin mendekati Rusia," ujarnya.
Peristiwa di Kursk menarik perhatian besar dari media Rusia, yang menempatkan berita ini di posisi teratas dalam berbagai situs berita dan siaran televisi.
Sebagian besar liputan media berfokus pada situasi kemanusiaan, seperti evakuasi anak-anak ke tempat penampungan serta upaya pengumpulan bantuan dari wilayah lain untuk dikirimkan ke Kursk.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan detail lebih lanjut mengenai operasi militer yang dilakukan di wilayah tersebut.
Pernyataan mereka hanya menyebutkan bahwa militer Rusia terus menangkis upaya invasi Ukraina dan merespons dengan serangan udara, artileri, serta pasukan darat.
Di luar pertempuran di Kursk, Ukraina juga terus melanjutkan strateginya menyerang wilayah belakang Rusia dengan menggunakan drone jarak jauh.
Serangan terbaru menargetkan pangkalan udara militer di wilayah Lipetsk, sekitar 300 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Menurut laporan dari pihak berwenang setempat, lebih dari 75 drone Ukraina ditembak jatuh selama malam serangan, 19 di antaranya di wilayah Lipetsk.
Sumber dari militer Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan tersebut berhasil menghantam pangkalan yang digunakan sebagai basis jet tempur Rusia.
Eskalasi konflik ini menunjukkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, dengan serangan yang kini menjangkau lebih dalam ke wilayah masing-masing pihak.
Baca Juga: Serangan Kejutan, Ribuan Tentara Ukraina Mulai Masuk ke Wilayah Rusia dan Gunakan Senjata Barat
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.