YERUSALEM, KOMPAS.TV - Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah terjadi dua pembunuhan terhadap pemimpin perlawanan di Beirut dan Teheran. Serangan ini menambah daftar panjang pembunuhan terencana yang dikaitkan dengan Israel.
Hamas menuduh pemerintah zionis Israel berada di balik pembunuhan pemimpin tertinggi mereka, Ismail Haniyeh, di Teheran. Namun, Israel tidak memberikan tanggapan.
Sementara itu, Israel mengeklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap Fouad Shukur, komandan senior Hizbullah di Beirut.
Kedua serangan ini mengancam memperluas konflik di kawasan setelah hampir 10 bulan perang di Gaza.
Berikut adalah beberapa pembunuhan terencana yang dilakukan Israel selama bertahun-tahun:
Baca Juga: Hamas Deklarasikan Akan Perang Terbuka untuk Membebaskan Yerusalem Usai Pembunuhan Ismail Haniyeh
Israel menargetkan komandan militer Hamas, Mohammed Deif, dalam serangan besar di Jalur Gaza selatan yang padat. Serangan itu menewaskan setidaknya 90 orang termasuk anak-anak, menurut pejabat kesehatan setempat. Nasib Deif masih belum diketahui.
Dua jenderal Iran tewas dalam serangan yang diklaim Iran dilakukan oleh Israel di konsulat Iran di Suriah. Kematian ini memicu serangan balik dari Iran yang meluncurkan 300 rudal dan drone ke wilayah Israel, kebanyakan berhasil dicegat.
Serangan drone Israel di Beirut menewaskan Saleh Arouri, pejabat senior Hamas yang berada di pengasingan, saat tentara Israel bertempur dengan kelompok itu di Gaza.
Seyed Razi Mousavi, penasihat lama Garda Revolusi Iran di Suriah, tewas dalam serangan drone di luar Damaskus. Iran menyalahkan Israel atas serangan ini.
Serangan udara Israel mengenai rumah Bahaa Abu el-Atta, komandan senior Jihad Islam di Jalur Gaza, menewaskannya bersama istrinya.
Ahmad Jabari, kepala sayap bersenjata Hamas, tewas ketika serangan udara mengenai mobilnya. Kematian Jabari memicu perang delapan hari antara Hamas dan Israel.
Mahmoud al-Mabhouh, operator senior Hamas, tewas di kamar hotel di Dubai dalam operasi yang dikaitkan dengan agen mata-mata Mossad tetapi tidak pernah diakui oleh Israel. Banyak dari 26 pembunuh yang diduga terekam kamera, menyamar sebagai turis.
Baca Juga: Iran Janji Balas Kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh: Sudah Tugas Kami Menghukum Berat Zionis
Imad Mughniyeh, kepala militer Hizbullah, tewas saat bom yang ditanam di mobilnya meledak di Damaskus.
Mughniyeh dituduh merencanakan pengeboman bunuh diri selama perang saudara Lebanon dan pembajakan pesawat TWA pada 1985 yang menewaskan seorang penyelam Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Hizbullah menyalahkan Israel atas kematiannya. Putranya, Jihad Mughniyeh, tewas dalam serangan Israel pada 2015.
Pemimpin spiritual Hamas, Ahmed Yassin, tewas dalam serangan helikopter Israel saat ia sedang didorong di kursi rodanya.
Yassin, yang lumpuh sejak kecil, adalah salah satu pendiri Hamas pada 1987. Penerusnya, Abdel Aziz Rantisi, tewas dalam serangan udara Israel kurang dari sebulan kemudian.
Pemimpin militer Hamas kedua, Salah Shehadeh, tewas oleh bom seberat satu ton yang dijatuhkan di sebuah apartemen di Kota Gaza.
Agen Mossad mencoba membunuh kepala Hamas, Khaled Mashaal, di Amman, Yordania. Dua agen masuk Yordania dengan paspor Kanada palsu dan meracuni Mashaal dengan menempatkan perangkat di dekat telinganya. Mereka segera ditangkap.
Raja Hussein dari Yordania saat itu mengancam akan membatalkan perjanjian damai jika Mashaal meninggal. Israel akhirnya mengirim penawar, dan agen Israel dikembalikan ke rumah. Mashaal tetap menjadi tokoh senior di Hamas.
Baca Juga: Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kecam Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Yahya Ayyash, yang dijuluki "insinyur" karena kemampuannya membuat bom untuk Hamas, tewas saat menjawab telepon yang dipasangi bom di Gaza. Pembunuhannya memicu serangkaian pengeboman bus mematikan di Israel.
Pendiri Jihad Islam, Fathi Shikaki, ditembak di kepala di Malta dalam pembunuhan yang diyakini dilakukan oleh Israel.
Kepala militer Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Khalil al-Wazir, tewas di Tunisia. Lebih dikenal sebagai Abu Jihad, ia adalah wakil pemimpin PLO, Yasser Arafat. Pada 2012, sensor militer mengizinkan surat kabar Israel untuk mengungkapkan rincian serangan Israel ini.
Komando Israel menembak sejumlah pemimpin PLO di apartemen mereka di Beirut, dalam serangan malam hari yang dipimpin oleh Ehud Barak, yang kemudian menjadi komandan tertinggi militer dan Perdana Menteri Israel.
Timnya menewaskan Kamal Adwan, yang bertanggung jawab atas operasi PLO di Tepi Barat yang diduduki Israel; Mohammed Youssef Najjar, anggota komite eksekutif PLO; dan Kamal Nasser, juru bicara PLO sekaligus penulis dan penyair karismatik.
Operasi ini adalah bagian dari rangkaian pembunuhan pemimpin Palestina oleh Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan 11 pelatih dan atlet Israel di Olimpiade Munich 1972.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.