Kompas TV internasional kompas dunia

Bekas Luka Perempuan Nigeria: Payudara Disetrika sejak Dini, Tradisi Berdalih Cegah Pemerkosaan

Kompas.tv - 31 Juli 2024, 02:05 WIB
bekas-luka-perempuan-nigeria-payudara-disetrika-sejak-dini-tradisi-berdalih-cegah-pemerkosaan
Suasan sebuah pasar tradisional di Lagos, Nigeria, Jumat, 16 Februari 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

Alat untuk menyetrika perempuan remaja umumnya peranti rumah tangga seperti batu asah, palu, besi tuang, spatula, hingga batok kelapa. Alat-alat ini umumnya dibakar lebih dulu hingga membara.

Menurut penelitian National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat, praktik ini kerap dilakukan kerabat perempuan terdekat. Praktik ini kerap disembunyikan sehingga sulit untuk mengukur prevalensi fenomena tersebut.

NIH mencatat bahwa praktik menyetrika payudara adalah pelanggaran hak asasi manusia dan melangar berbagai perjanjian internasional, termasuk Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) dan Konvensi Hak-Hak Anak PBB (UNCRC).

Baca Juga: Kasus Pembunuhan di Indonesia, Mayoritas Korban Adalah Perempuan dan Anak - SPECIAL REPORT

Menurut Badan Kesehatan Afrika (AHO), praktik menyetrika payudara dapat menimbulkan risiko kesehatan signifikan seperti "kanker, abses, kebocoran ASI, payudara disimetris, kista, infeksi payudara, demam tinggi, rusaknya kelenjar, dan bahkan lenyapnya satu atau kedua payudara."

"Praktik ini tidak hanya merusak integritas fisik anak-anak secara serius, tetapi juga merusak kesejahteraan psikis dan sosial mereka," demikian keterangan dalam laman resmi AHO.

Sejumlah aktivis dan organisasi di Nigeria sejak lama telah mengampanyekan bahaya praktik menyetrika payudara. Namun, tak jarang ada masyarakat yang menolak dan menuduh kampanye tersebut mendorong hubungan intim di kalangan remaja.

Direktur eksekutif organisasi Teenage Network Nigeria, Olanike Timipa-Uge mengaku pihaknya telah berulangkali menyurati Kementerian Pemberdayaan Perempuan Nigeria, tetapi tidak beroleh jawaban. Upaya komunikasi dengan pemerintah dijalin seiring aksi langsung yang dijalankan organisasi tersebut.

"Kami melakukan program penjangkauan masyarakat dan advokasi untuk mengedukasi orang tua tentang konsekuensi kesehatan serius praktik menyetrika payudara," kata Timipa-Uge.

"Kami menekankan betapa praktik ini merusak masa depan anak perempuan dan menghalangi aspirasi mereka."

Baca Juga: Konvoi Wagner Disergap Pemberontak Mali, 50 Kombatan Tewas, Disebut Kekalahan Terbesar di Afrika

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x